Show simple item record

dc.contributor.authorMuhammad Tahmid Rida
dc.date.accessioned2014-01-29T00:54:30Z
dc.date.available2014-01-29T00:54:30Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM071520101022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26869
dc.description.abstractKrisis kopi dunia yang telah berlangsung lebih dari empat tahun, mulai menunjukkan tanda pemulihan. Usaha peningkatan nilai ekspor hingga saat ini masih menemui hambatan karena umumnya kopi Indonesia bermutu rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah yang perlu ditempuh oleh petani sebagai berikut: (1) Mengembangkan varietas kopi arabika unggul pada lahan yang sesuai. (2) Mengganti tanaman tua dengan tanaman muda varietas unggul yang dianjurkan (peremajaan). (3) Menerapkan teknik budidaya yang benar, baik sistem penanaman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun pengaturan naungan. (4) Menerapkan sistem pemanenan dan pengolahan yang benar, baik cara pemetikan, pengolahan, pengeringan, maupun sortasi. Salah satu upaya mengembangkan varietas kopi arabika unggul adalah dengan jalan pemuliaan tanaman, sehingga diperoleh klon kopi arabika yang berproduksi tinggi dan tahan terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan menentukan respon vegetatif, generatif, mutu hasil dan respon intensitas penyakit karat daun pada populasi yang terdiri dari sembilan genotipe kopi arabika yang berumur 12 tahun. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Penelitian Andungsari Kabupaten Bondowoso milik Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember dengan ketinggian tempat 1000-1400 m dpl. Tanaman yang diamati adalah tanaman yang telah berumur 12 tahun yang teridiri dari klon BP 425A, BP 426A, BP 428A, C 48, C 50, P 88, CTM Jaluk, BP 542, dan Kartika 1. Dari sembilan varietas ini akan diuji hasilnya serta sifat ketahanannya terhadap penyakit karat daun. Data yang terhimpun diuji menggunakan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan (1) Sembilan genotipe kopi arabika yang diamati menunjukkan respon vegetatif, generatif, mutu hasil, ketahanan terhadap penyakit karat daun yang berbeda-beda. Respon vegetatif yaitu: lilit batang, diameter tajuk, dan jumlah cabang primer umumnya lebih dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan tinggi tanaman masih dipengaruhi oleh faktor genetik. Respon generatif yaitu: jumlah cabang produktif dan jumlah buah per tanaman umumnya dipengaruhi oleh faktor genetik, sedangkan jumlah dompol per tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Respon mutu hasil yaitu berat 100 buah dan respon ketahanan terhadap penyakit karat daun dipengaruhi oleh faktor genetik. (2) Penggunaan analisis peubah tunggal (univariat) memberikan kesimpulan yang berbeda dengan analisis peubah ganda (multivariat), apabila respon surface dari peubah-peubah yang diamati tidak menunjukkan respon yang homogen. (3) Seleksi sembilan genotipe yang terbaik berdasarkan tiga respon pengamatan yaitu, jumlah buah per tanaman, berat seratus buah, dan intensitas penyakit karat daun menunjukkan genotipe BP 426 A merupakan genotipe terbaik dari delapan genotipa lainnya yang ditunjukkan dengan jarak mahalanobis terjauh sebesar 2,7872en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071520101022;
dc.subjectSELEKSI SEMBILAN GENOTIPE KOPI ARABIKA DENGAN ANALISIS MULTIVARIATen_US
dc.titleSELEKSI SEMBILAN GENOTIPE KOPI ARABIKA DENGAN ANALISIS MULTIVARIATen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record