ENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DENGAN PELARUT n-HEKSAN DAN ETANOL TERHADAP DEMAM TYPHOID PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.)
Abstract
Hasil survei tahun 2003 menunjukkan kebutuhan rimpang kunyit berdasarkan
jumlahnya yang diserap oleh industri obat tradisional di Jawa Timur menduduki
peringkat pertama dan di Jawa Tengah termasuk lima besar bersama-sama dengan
bahan baku obat lainnya. Rimpang kunyit sangat bermanfaat sebagai antikoagulan,
menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah darah, demam
typhoid, mengobati sakit perut, penyakit hati, karminatif, stimulan, gatal-gatal,
gigitan serangga, diare, dan rematik. Sebagai obat luar digunakan sebagai lulur
kecantikan dan kosmetik (Sinaga, 2002).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ekstrak rimpang
kunyit dengan pelarut n-heksana dan etanol mampu menurunkan demam typhoid dan
untuk menguji berapakah dosis ekstrak rimpang kunyit yang harus diinduksikan ke
dalam tubuh tikus agar efektif dalam menurunkan demam typhoid.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan menggunakan 8
kelompok yaitu kelompok perlakuan induksi ekstrak rimpang kunyit dengan pelarut
n-heksan dosis 1000 mg/ kg BB; 500 mg/kg BB; 250 mg/kg BB, induksi ekstrak
rimpang kunyit dengan pelarut etanol dosis 1000 mg/ kg BB; 500 mg/kg BB; 250
mg/kg BB, induksi kloramfenikol, dan induksi akuades. Hasil perolehan data
dianalisis dengan analisis Anova, BNT, dan uji T dari program SPSS for window.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan suhu tubuh dan titer antibodi
dalam darah tikus tiap masing-masing tahap. Pada perlakuan induksi ekstrak rimpang
kunyit dengan pelarut n-heksana dosis 1000 mg/kg BB adalah 37,2
C, dosis 500
mg/kg BB adalah 37,5
o
C, dosis 250 mg/kg BB adalah 37,7
vii
o
o
C. Perlakuan induksi
ekstrak rimpang kunyit dengan etanol dosis 1000 mg/kg BB adalah 36,87
C, dosis
500 mg/kg BB adalah 37,37
o
C, dosis 250 mg/kg BB adalah 37,47
o
C. Pada kelompok
kloramfenikol, rata-rata suhu adalah 37,03
o
C. Kelompok kontrol negatif negatif, ratarata
suhu
adalah
39,13
o
C.
Titer antibodi O, pada tahap aklimatisasi seluruh sampel menunjukkan
negatif. Pada tahap infeksi S. typhi, terjadi kenaikan titer yaitu P3, P7, dan P8
memiliki nilai titer antibodi sebesar 1/20, sedangkan P1, P2, dan P6 memiliki nilai
titer antibodi sebesar 1/40. P4 dan P5 memiliki nilai titer antibodi sebesar 1/80. Pada
uji widal 3, titer antibodi mengalami penurunan manjadi negatif pada semua
perlakuan, kecuali pada P8 meningkat menjadi 1/40. Antibodi aglutinin yang ada
dalam serum penderita muncul karena adanya rangsangan antigen bakteri (baik
antigen O, maupun antigen H).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak rimpang kunyit dengan pelarut
n-heksana dan etanol mampu menurunkan demam typhoid berupa penurunan suhu
dan penurunan titer antibodi dalam darah. Dosis efektif yang mampu menurunkan
gejala demam typhoid baik pada ekstrak rimpang kunyit dengan pelarut n-heksana
maupun etanol yaitu 250 mg/kg BB. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, peneliti berharap diadakan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman
kunyit sebagai obat alternatif penyakit lainnya, serta dilakukan pelestarian dan
budidaya tanaman kunyit.