PE NERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LKS BILINGUAL BERBASIS WEB SISTEM PERSAMAAN SMA NEGERI 1 NERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN LKS BILINGUAL BERBASIS WEB SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN KUADRAT KELAS X SMA NEGERI 1 SUMENEP SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Sektor pendidikan merupakan salah satu bidang yang didorong untuk
berstandar nasional. Dorongan itu bahkan tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi : “Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan, untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.
Penyelenggaraan satuan pendidikan yang bertaraf internasional melalui
pengembangan SSN menjadi RSBI atau SBI. Pembelajaran dalam RSBI atau SBI
merupakan pembelajaran bilingual dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis ICT.
SMA Negeri 1 Sumenep merupakan rintisan sekolah bertaraf internasional,
namun hasil belajar dan aktivitas siswa kelas RSBI belum merata. Ada beberapa
siswa yang menonjol dalam pelajaran, namun ada juga beberapa yang tidak begitu
aktif dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diterapkan pembelajaran
kooperatif menggunakan media LKS bilingual dipadukan dengan media
pembelajaran berbantuan komputer yang diintegrasikan dengan internet sehingga
menjadi LKS bilingual berbasis web. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X7
RSBI SMA Negeri 1 Sumenep semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.
Tujuan dalam penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan penerapan
pembelajaran kooperatif berbantuan LKS bilingual berbasis web; (2) mengkaji
aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif berbantuan LKS bilingual berbasis web; (3) menganalisis ketuntasan hasil belajar siswa; dan (4) menganalisis
peningkatan hasil belajar siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap siklus
dilaksanakan observasi aktivitas guru dan siswa serta tes akhir sebagai alat ukur
tingkat pencapaian hasil belajar siswa setelah pembelajaran.
Analisis pada hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas siswa. Pada siklus I, terdapat 2 siswa (5%) tergolong sangat baik
aktivitasnya, 11 siswa (31%) tergolong baik, 21 siswa (58%) tergolong cukup baik, 1
siswa (3%) tergolong kurang baik, dan 1 siswa (3%) tergolong kurang sekali. Pada
siklus II terdapat 4 siswa (11%) tergolong sangat baik aktivitasnya, 24 siswa (67%)
tergolong baik, dan 8 siswa (22%) yang tergolong cukup baik. Untuk siklus II tidak
ada siswa yang aktivitasnya tergolong kurang baik dan kurang sekali. Sedangkan
analisis hasil observasi aktivitas guru meningkat dari kategori baik (86,66%) menjadi
sangat baik (100%).
Ketuntasan hasil belajar klasikal siswa meningkat dari 70% pada siklus I
menjadi 89% pada siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan dengan perubahan jumlah siswa dalam setiap interval nilai hasil belajar
siswa. Pada siklus I, dari 36 orang siswa terdapat 1 orang (3%) berada pada interval
nilai 71-76, sedangkan pada siklus II tidak ada siswa pada interval nilai tersebut. Pada
interval nilai 77-82 juga tampak perubahan. Pada siklus I terdapat 10 orang (28%),
sementara pada siklus II menjadi 4 orang (11%). Pada interval nilai 83-88, siklus I
terdapat 11 orang siswa (30%) berada pada interval nilai tersebut, sedangkan pada
siklus II terdapat 2 orang siswa (6%). Untuk interval nilai 89-94, terdapat 5 orang
(14%) pada siklus I sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 19
orang (53%). Hal yang sama juga terjadi pada interval nilai 95-100, pada siklus I
terdapat 9 orang (25%) tetapi pada siklus II meningkat menjadi 11 orang (30%).