UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) SEBAGAI ANTISKABIES SECARA IN VITRO
Abstract
Skabies merupakan penyakit kulit akibat infestasi tungau Sarcoptes
scabiei. Penyakit kulit ini sangat mudah menular dan seringkali dijumpai pada
sekelompok orang dengan higienitas yang buruk. Salah satu faktor yang
menghambat penanggulangan penyakit ini adalah dalam hal pengobatan.
Beberapa faktor yang mempersulit penggunaan obat yang ada antara lain:
kelemahan dari obat tersebut seperti kontraindikasi pada anak dan wanita hamil
karena bersifat toksik pada susunan saraf pusat, berbau, lengket, mengotori
pakaian, menyebabkan iritasi, tidak efektif terhadap semua stadium, dan harga
yang cukup mahal. Terkait dengan kondisi di atas, dipertimbangkan alternatif lain,
yakni penggunaan bahan alami untuk memperoleh efek antiskabies dari suatu
tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat, salah satunya adalah pegagan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas tanaman obat Centella
asiatica L. sebagai antiparasit pada penyakit skabies secara in vitro, menentukan
LC
serta mengetahui konsentrasi yang memiliki efektivitas setara dengan
kontrol positif (ivermectin 1%).
50,
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group
Design. Sampel yang digunakan adalah tungau Sarcoptes scabiei dalam keadaan
hidup yang diperoleh dari kerokan kulit kelinci yang terserang skabies. Sampel
dibagi menjadi kelompok perlakuan yang dikontakkan dengan ekstrak etanol daun
pegagan berbagai konsentrasi (400 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, dan 50 mg/ml)
serta kelompok kontrol kontrol positif (ivermectin 1%) dan NaCMC 1% sebagai
kontrol negatif. Sampel untuk masing-masing kelompok perlakuan berjumlah 60
ekor, kemudian diberikan perlakuan dan didiamkan selama 4 jam, pengamatan
dilakukan di bawah mikroskop, kemudian dianalisis dengan metode probit.
Berdasarkan data hasil penelitian, kematian tungau semakin banyak seiring
dengan ditingkatkannya konsentrasi ekstak etanol pegagan. Efek antiskabies pada
kelompok perlakuan terendah dapat dijumpai pada konsentrasi 50 mg/ml, dan
yang tertinggi 400 mg/ml. Sedangkan konsentrasi yang memiliki efektivitas setara
dengan kontrol positif yaitu konsentrasi 1758,89 mg/ml.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun
pegagan mempunyai efek antiksabies secara in vitro, dengan LC
193,51 mg/ml
(Confidence Interval 103,26-675,76). Konsentrasi yang memiliki efektivitas setara
dengan kontrol positif yaitu konsentrasi 1758,89 mg/ml (Confidence Interval
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]