HUBUNGAN ANTARA SIKAP TENAGA KERJA, KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN PENERAPAN PROGRAM HOUSEKEEPING DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI DIPO LOKOMOTIF
Abstract
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Respon sikap dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Sikap terdiri dari menerima, menanggapi,
mengahrgai, dan bertanggung jawab. Kondisi lingkungan kerja terdiri dari
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja biologis, lingkungan kerja kimiawi,
lingkungan fisiologis/ergonomis dan lingkungan kerja mental psikologis.
Housekeeping merupakan serangkaian aktivitas di tempat kerja yang berupa
pemilahan, penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan, yang semuanya
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kegiatan dalam
housekeeping
terdiri atas pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan, dan pembiasaan.
Lingkungan kerja tidak hanya berpengaruh terhadap optimalisasi produktivitas tenaga
kerja, tetapi juga terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Dipo Lokomotif adalah salah satu divisi dari PT. Kereta Api (Persero) Daerah
Operasi IX Jember yang mempunyai tugas menangani perawatan dan perbaikan
lokomotif yang beroperasi di wilayah kerjanya. Sikap tenaga kerja di Dipo Lokomotif
kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, penataan alat kerja kurang baik, dam
penyimpanan peralatan belum teratur, sehingga pada saat tenaga kerja melakukan
suatu pekerjaannya merasa kesulitan untuk mencari peralatan yang akan digunakan.
Risiko terjadinya kecelakaan dan paparan penyakit akibat kerja tinggi karena ada
faktor fisik seperti kebisingan, kurangnya penerangan, kurangnya kebersihan
lingkungan kerja, kondisi tempat kerja yang kurang baik serta faktor kimia seperti
solar, litium, dan air aki. Faktor bahaya yang potensial yang ada di Dipo Lokomotif
antara lain lantai yang licin, terdapat berbagai macam alat berat, mengangkat alat
pada perangkat lokomotif, terjadinya kebisingan di Dipo Lokomotif, kebersihan
lingkungan kerja di Dipo Lokomotif yang kurang terawat, penyimpanan dan penataan
barang-barang serta peralatan yang digunakan pada saat bekerja tidak teratur
sehingga mempersulit karyawan untuk mencari barang tersebut. Selain itu di
lingkungan kantor Dipo Lokomotif banyak air yang bercampur dengan oli atau bahan
bakar minyak lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dan berdasarkan waktunya
menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 33 sampel yang diantaranya berjenis kelamin Laki-laki. Pengambilan data
dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kuesioner dengan wawancara dan
observasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis uji korelasi
Spearman dengan α
= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sikap
tenaga kerja dengan kecelakaan kerja dengan α = 0,008; ada hubungan yang
signifikan antara kondisi lingkungan kerja dengan kecelakaan kerja dengan α =
0,000; ada hubungan yang signifikan antara penerapan housekeeping dengan
kecelakaan kerja dengan α = 0,001.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pada bagian Dipo Lokomotif PT.
Kereta Api (Peresero) Daerah Operasi IX Jember perlu adanya pemantauan terhadap
sikap karyawan saat bekerja dan kondisi lingkungan kerja terutama pada lantai di luar
ruangan tempat kerja sehingga memperlancar proses kegiatan bekerja di tempat kerja
dapat tercapai dengan baik. Karyawan harus mengetahui peraturan yang berlaku di
tempat kerja serta diberikan pelatihan khusus pada karyawan agar menghindari
adanya resiko kecelakaan. Selain itu karyawan harus menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) saat bekerja yang telah disediakan untuk mengurangi adanya kecelakaan
kerja dan diberi sangsi apabila karyawan tidak menggunakannya pada saat bekerja.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]