POTENSI EKSTRAK UMBI TEKI (Cyperus rotundus L.) DALAM MENURUNKAN JUMLAH MAKROFAG JARINGAN GRANULASI SETELAH PENCABUTAN GIGI TIKUS WISTAR JANTAN
Abstract
Salah satu tumbuhan yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat tetapi
mempunyai potensi sebagai tanaman obat adalah Cyperus rotundus L atau terkenal
dengan nama rumput Teki. Bagian tanaman ini terutama umbinya dapat digunakan
sebagai obat tradisional, karena mengandung kandungan kimia seperti flavonoid,
alkaloid, seskuiterpenod, tannin, saponin, dan minyak atsiri sehingga mempunyai
efek sebagai antiinflamasi atau antiradang, anti-Candida, antidiabetes, antidiare,
sitoprotektif, antimutagenik, antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik,
apoptosis, analgesik dan antipiretik. Salah satu tindakan medis di kedokteran gigi
adalah pencabutan gigi, akibat pencabutan ini timbul inflamasi. Inflamasi atau radang
merupakan proses pertahanan, perbaikan, penyembuhan jaringan yang mengalami
luka atau kerusakan, salah satunya dengan aktifitas sel radang seperti makrofag,
namun apabila inflamasi berlangsung diluar kontrol maka dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan normal disekitarnya. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat potensi ekstrak umbi teki dalam menurunkan jumlah makrofag
jaringan granulasi setelah pencabutan gigi tikus Wistar jantan.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis experimental laboratoris dengan
rancangan penelitian berupa post test control group design. Penelitian dilakukan
pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2011 di Laboratorium Farmakologi dan
Histologi Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sampel
yang dipakai adalah tikus wistar jantan yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kontrol (K), kelompok dan perlakuan (P). Masing-masing kelompok terdiri
dari 12 sampel tikus. Kelompok kontrol (K) adalah kelompok yang tidak diberi
perlakuan, sedangkan kelompok perlakuan adalah kelompok yang diberi ekstrak umbi
teki dengan dosis 500mg/kg BB tikus.
. Perlakuan dilakukan setiap hari selama 5 hari setelah dilakukan pencabutan
gigi M1 bawah kanan pada hari ke-0. Setelah itu tikus pada kelompok kontrol
maupun kelompok perlakuan didekaputasi pada hari yang telah ditentukan (4 tikus
untuk hari ke-1, 4 tikus untuk ke-3, dan 4 tikus untuk hari ke-5), untuk diambil
jaringan granulasinya kemudian dilakukan pembuatan preparat jaringan yang akan
digunakan untuk perhitungan jumlah sel makrofag. Selanjutnya dilakukan
perhitungan jumlah sel makrofag dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 1000x.
Kemudian hasil pengamatan dilakukan uji analisis statistik, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, serta uji homogenitas Levene test.
Setelah itu kemudian dilanjutkan uji statistik parametrik Two Way Anova dan uji
LSD. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata jumlah makrofag kelompok perlakuan (hari
ke-1 adalah 1.835, hari ke-3 adalah 1.500, hari ke-5 adalah 1.0825) lebih rendah
daripada nilai rata-rata kelompok kontrol (hari ke-1 adalah 2.6675, hari ke-3 adalah
3.4150, dan hari ke-5 adalah 2.9175). Hasil dari Two Way Anova test p<0.05,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah makrofag yang signifikan
dan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan baik pada hari ke 1, 3, dan 5.
Hal ini mungkin karena kandungan zat aktif umbi teki seperti flavonoid, saponin dan
minyak atsiri.
Kesimpulan yang didapat dari hasil tersebut adalah ekstrak umbi teki mampu
menurunkan jumlah makrofag setelah pencabutan gigi tikus Wistar jantan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]