dc.description.abstract | Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010-September 2010 di
Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Jember. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group
design atau post tes kelompok kontrol. Sampel terdiri dari 30 ekor tikus Rattus
Novergicus jantan yang dipilih secara acak dan dibagi ke dalam 6 (enam)
kelompok yaitu kelompok P1 sampai dengan P4 mendapat perlakuan diet tinggi
lemak dengan minyak babi kemudian diberi ekstrak lidah buaya dengan berbagai
dosis yaitu 0,2 gr, 0,4 gr, 0,6 gr, 0,8 gr, yang diberi pada tiap ekor per harinya.
Sedangkan kelompok P5 adalah kelompok yang mendapat perlakuan diet tinggi
lemak dengan minyak babi kemudian diberi kolestiramin 0,072 gr/ekor/hari.
Kelompok P6 mendapat perlakuan diet tinggi lemak dengan minyak babi
kemudian diberi aquadest 2 ml/ekor/hari. Pengukuran kadar kolesterol total darah
tikus berdasarkan hasil tes laboratorium.
Uji analisis data menggunakan One way Anova (Dahlan, 2004) pada
=0,05, menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
keenam kelompok perlakuan dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Sedangkan untuk mendapatkan dosis efektif (ED50) dengan menggunakan analisis
Probit diperoleh ED50 sebesar 0,555 gram. Kandungan bahan dalam ekstrak Lidah
Buaya berupa glukomanan yang terkandung pada lidah buaya sangat efektif dalam
menyerap asam empedu yang akan mengemulsi lemak dan membawanya keluar
bersama feses (Purbaya, 2003). Kolesterol merupakan bahan dasar pembentuk
asam empedu. Sehingga untuk menggantikan asam empedu yang hilang, konversi
kolesterol menjadi asam empedu akan meningkat (Suyatna, 2007). Proses tersebut
akan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dengan demikian, Aloe vera
dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus putih hiperkolesterolemia dan
dapat dikembangkan sebagai tanaman alternatif obat hiperkolesterolemia. | en_US |