RANCANGAN MINIATUR BIOSENSOR HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O ) BERBASIS POTENSIOMETRI DENGAN MENGIMOBILISASI KATALASE DALAM 2 MEMBRAN NATA DE COCO
Abstract
Teknologi biosensor saat ini telah berkembang sangat pesat terutama dalam
aplikasi biomedis dan lingkungan. Salah satu biosensor yang sedang berkembang
adalah sensor hidrogen peroksida (H
vii
2
O
) berbasis potensiometri dengan
mengimmobilisasi katalase dalam membran Nata de Coco. Pengembangan
miniaturisasi instrument biosensor masih belum dikembangkan sehingga penelitian
ini lebih menitikberatkan pada efisiensi membran yaitu pengaruh ukuran membran
terimmobilisasi yang digunakan dan rangkaian pengukur potensial yang akan dibuat
meliputi kelinieran hasil pengukurannya.
2
Penelitian ini bertujuan untuk: (i) mempelajari pengaruh ukuran membran
terimmobilisasi yang digunakan dalam menghasilkan potensial; (ii) Mengetahui
kelinieran hasil pengukuran dari rangkaian potensiometri yang dibuat; (iii) Menguji
kelayakan rangkaian tersebut untuk dapat digunakan sebagai instrumen biosensor
hidrogen peroksida (H
2
O
2
2
O
).
Penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua tahapan percobaan di
laboratorium. Tahap pertama adalah mempersiapkan membran nata de coco
terimmobilisasi katalase lalu diuji aktifitasnya dengan gelembung oksigen yang
dihasilkan saat direndam dalam larutan H
2
O
Optimasi ukuran membran dilakukan
dengan menvariasi ukurannya (0.5; 1.0; 1.5; dan 2.0 cm
2.
2
) lalu diukur respon
potensialnya secara potensiometri pada buffer fosfat pH 7 dan konsentrasi substrat
2.8x10
-3
dengan melilitkannya pada kawat tungsten sebagai elektroda kerja dengan
logam Ag sebagai elektroda referensi. Hasil tahapan ini adalah membran dengan
2
ukuran 0.5 cm
2
memiliki respon potensial terbesar dan respon potensial yang dihasilkan menurun seiring dengan bertambahnya ukuran membran.
Tahap kedua adalah pembuatan rangkaian pengukur potensial, dalam
penelitian ini menggunakan design rangkaian pembagi tegangan karena respon
potensial yang dihasilkan dari reaksi katalase dengan hidrogen peroksida sudah
sangat besar yaitu sekitar 200 mV sampai 500 mV. Pengujian linieritas rangkaian ini
dilakukan dengan membuat rangkaian penghasil variasi potensial yang menghasilkan
potensial bervariasi dari 1400 mV hingga 250 mV, selanjutnya output potensial dari
rangkaian tersebut dihubungkan dengan rangkaian pengukur potensial yang akan diuji
sebagai input potensialnya (V
in
). Hasil dari tahapan ini Nilai V
dari rangkaian
pengukur potensial (gambar 4.3) memiliki faktor koreksi sebesar 0.2 V
viii
out
dan linieritas
V
in
vs V
out
sebesar 0,97. Data tersebut menyatakan bahwa potensial yang masuk (V
)
dalam rangkaian potensial ini cukup linier terhadap potensial keluarannya (V
).
Karakteristik sensor ditentukan dengan pengukuran terhadap 4 (empat) jenis
konsentrasi larutan H
2
O
2
yang telah distandarisasi yaitu 0.5x10
-3
in
, 1.0x10
,
dan 2.2x10
-3
.
Hasil pengukuran dengan rangkaian potensiometri ini dibandingkan
dengan hasil pengukuran dengan multimeter. Reprodusibilitas pengukuran dari
rangkaian berkisar antara 0.3-0.7% dengan linieritas sebesar 99%, Reprodusibilitas
pengukuran dari multimeter berkisar antara 0.3-2% dengan linieritas sebesar 99%.
Analisa statistik (f-test) menunjukkan keseragaman antara pengukuran menggunakan
rangkaian potensiometer dan multimeter, Secara umum, rangkaian tersebut cukup
layak untuk dapat digunakan sebagai instrumen biosensor hidrogen peroksida (H
tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan sensitifitas dan
menurunkan limit deteksinya
.
-3
out
, 1.5x10
2
in
O
-3
2
)