KAJIAN PATOLOGI SOSIAL NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAH
Abstract
Setelah dilakukan kajian structural dan pragmatic yang ditekankan pada
aspek patologi sosial terhadap novel Detik Terakhir, selanjutnya diambil
kesimpulan. Judul novel Detik Terakhir menunjukkan keadaan atau suasana
cerita. Keadaan atau suasana cerita menunjukkan bahwa Tokoh utama Arimbi
mengalami tekanan psikologi yang berat, Arimbi di hadapkan pada kondisi
keluarga yang tidak harmonis, hal inilah yang memicu terganggunya
perkembangan kejiwaannya.
Tema mayor novel Detik Terakhir adalah rumah tangga yang tidak
harmonis mempengaruhi perkembangan kejiwaan anak. Tema-tema minor
yang mendukung keberadaan tema mayor adalah (1), komunikasi yang kurang
dalam keluarga akan menimbulkan kehancuran, (2), mengedarkan narkoba
hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Adanya hubungan timbal
balik antara tema mayor dan tema-tema minor dapat menimbulkan kesatuan
tematik dalam novl ini.
Tokoh utama novel Detik Terakhir adalah Arimbi, sedangkan tokoh
tambahannya adalah Ruslan Suwito, Marini Ruslan, Rajib dan Vela. Arimbi
memiliki watak bulat, karena mengalami perubahan watak dari awal sampai
akhir cerita. Tokoh tambahan Ruslan Suwito memiliki watak datar karena
tidak mengalami perubahan watak dari awal hingga akhir cerita, tokoh Marini
Ruslan memiliki watak datar karena tidak mengalami perubahan watak, tokoh
Rajib memiliki watak datar, sedangkan tokoh Vela memilki watak bulat karena
mengalami perubahan watak dari awal hingga akhir cerita.
Konflik novel Detik Terakhir meliputi konflik fisik dan konflik batin.
Konflik fisik terdiri atas konflik antara manusia dan manusia, konflik antara
manusia dan alam sekitar, dan konflik antara manusia dan masyarakat. Konflik
antara manusia dan manusia terjadi antara Arimbi dengan penjaga panti. Konflik antara manusia dan msyarakat dan konflik antara manusia dengan
alam sekitar tidak ditemukan dalam novel ini. Konflik batin terdiri atas konflik
satu ide dengan ide yang lain dan konflik seseorang dengan kata hatinya.
Konflik satu ide dengan ide yang lain dialami oleh tokoh Arimbi saat berada
dalam panti rehabilitasi saat Arimbi merenungkan segala bentuk peraturan
yang dilakukan panti rehabilitasi. Konflik antara seseorang dengan kata
hatinya di alami oleh tokoh Arimbi saat Arimbi memutuskan untuk mencoba
narkoba. Adanya konflik-konflik tersebut dapat menciptakan ketegasan,
kedinamisan dan daya imajinasi, sehingga cerita menjadi hidup dan menarik.
Latar novel Detik Terakhir terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial. Latar tempat yang di gambarkan pengarang antara lain rumah, kantin
sekolah, panti rehabilitasi, kontrakan Rajib. Latar waktu yang di gambarkan
pengarang antara lain adalah pukul 06.00 persiapan panti rehabilitasi menerima
kunjungan keluarga. Pukul 06.30 Arimbi berangkat menuju sekolahnya. Pukul
24.10 Arimbi melarikan diri dari rumahnya. Latar sosial ketika Ruslan Suwito
berselingkuh dengan seorang model yang bernama Angela. Ruslan Suwito
seorang dari kalangan eksekutif terkenal dan disegani banyak orang dan
memiliki teman dan relasi dari berbagai kalangan.
Keterkaitan antar unsur terlihat jelas pada judul dan tema terutama tema
mayor. Judul Detik Terakhir menunjukkan suatu keadaan atau suasana cerita
yaitu keadaan Arimbi yang di hadapkan pada hubungan keluarga yang tidak
harmonis, Arimbi yang labil menjadi tidak terkontrol Arimbi mulai menjadi
pecandu narkotika dan bergabung dalam komunitas narkoba dan bertemu
dengan Vela yang menjadi kekasihnya, hal tersebut sama dengan tema mayor
yaitu rumah tangga yang tidak harmonis berakibat pada perkembangan jiwa
anak. Keterkaitan unsur-unsur tersebut dapat menimbulkan keutuhan dan
kesatuan (unity) dalam cerita .
Analisis pragmatik berupa analisis patologi sosial yang meliputi
kriminalitas, abnormalitas seksual, dan mental disorder. Kajian patologi dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Aspek kriminalitas berupa perdagangan dan penyalahgunaan narkoba
dialami oleh tokoh Arimbi, Rajib dan Vela.
Abnormalitas seksual berupa lesbian dialami Arimbi dan Vela setelah
memutuskan untuk menjalin cinta dan menjadi pasangan kekasih.
Mental disorder berupa rasa tidak suka terhadap keadaan dialami: tokoh
Arimbi ketika sekolah bertemu dengan guru-guru yang tidak ia sukai, Ketika
Mamanya memutuskan Arimbi dengan dunia luar, Arimbi yang tidak suka
dengan panti rehabilitasi, Arimbi yang sejak kecil sudah sering merasakan
keadaan yang tidak menyenangkan, Ketika Arimbi dan Vela tidak leluasa
bermesraan.
Mental disorder berupa rasa cemas yang dialami: Arimbi ketika ia dilanda
rasa cemas karena mendapat firasat buruk.
Mental disorder berupa rasa sedih dialami: Arimbi saat melihat Mamanya
bertengkar dengan Papanya, saat Arimbi melihat Mamanya disiksa Papanya,
Arimbi sedih karena kedua orangtuanya lebih mementingkan kehormatan
daripada perasaanya, Arimbi sedih melihat panti rehabilitasi Vela yang begitu
kumuh dan kotor, Arimbi sedih karena Mamanya memasukkan ia ke panti
rehabilitasi, Arimbi sedih karena perkataan Vela yang menyakitkan, Arimbi
sedih karena Vela menjadi pelacur.
Mental disorder berupa rasa takut dialami: Arimbi akan mengalami
siksaan sakaw, Arimbi dibawa oleh tiga pria yang tidak ia kenal, Arimbi
tertangkap basah oleh penjaga panti sedang bermesraan dengan Vela, Arimbi
takut hidup tersembunyi bersama Vela, Arimbi melihat seorang pemuda yang
disiksa oleh tiga pria.
Mental disorder terakhir adalah rasa gelisah atau tidak tenang yang
dialami: Arimbi ketika memikirkan hari esok yang menjemukan, Arimbi
merasakan gelagat buruk Mamanya, penjaga panti yang mengetahui bahwa
Arimbi telah bercinta dengan Vela, Arimbi melihat Papanya bericara dengan
polisi, Papa dan Mamanya akan mengirim Arimbi ke Amerika.
Mental disorder berupa rasa sedih juga dialami Vela karena telah diperkosa
oleh seorang Bandar. Mental disorder berupa perasaan gelisah dan tidak tenang juga dialami
Rajib karena memikirkan keadaan Arimbi dan Vela.
Kajian patologi sosial novel Detik Terakhir berupa kriminalitas,
abnormalitas seksual, dan mental disorder dapat bermanfaat bagi pembaca atau
penikmat. Secara pragmatik, masalah-masalah patologi sosial diambil
hikmahnya dan masalah-masalah patologi sosial dapat segera diatasi dan
diperkecil atau dikurangi agar masyarakat menjadi sehat, aman, tenang
sehingga pembangunan dan peningkatan kesejahteraan sosial dapat dicapai.