dc.description.abstract | Kredit merupakan salah satu produk layanan perbankan yang
mempertimbangkan prinsip asset liability management (ALMA). Sebuah produk
kredit dikatakan memiliki risiko yang besar jika NPL (Non Performing Loan)
menunjukkan angka atau persen yang besar. NPL terdiri atas kredit-kredit yang
bersifat kurang lancar, meragukan dan macet (default). Default diartikan sebagai
kegagalan debitur dalam pembayaran sejumlah pinjaman yang telah diajukan.
Semakin besar angka default yang ditunjukkan dalam produk kredit akan
memperbesar nilai persentase NPL sehingga memperbesar risiko kredit. Dengan
adanya risiko kredit yang besar, maka sebuah bank dianggap tidak mampu
mengawasi kegiatan perbankannya.
Nilai risiko dalam manajemen perbankan yang ditetapkan dalam Basel
Comitte on Banking Supervision 2000 dalam Batuparan (2001), dapat dihitung
dengan menggunakan Value at Risk. Value at Risk dalam kredit perbankan
merupakan indikator untuk mengukur penetapan peringkat debitur, pembatasan
tenor, pembatasan sektor industri, dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan peringkat default dalam VaR (Value at Risk) pada nasabah atau
debitur BRI Unit Gajah Mada dengan menggunakan regresi biner logistik untuk
mengetahui seberapa besar tingkatan risiko yang terdapat pada setiap debitur,
sehingga pihak bank dapat memberikan putusan kredit yang valid dengan risiko
terkecil yang terdapat pada debitur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nasabah KUPEDES
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Unit Gajah Mada Cabang Jember pada akhir
tahun 2006. Berdasarkan pada data tersebut, diperoleh probability of default dari
masing-masing debitur, peringkat default debitur dan prediksi VaR kredit yang
mungkin diterima oleh BRI Gajah Mada Jember.
Dari probability of default debitur, peringkat default debitur dan prediksi
VaR kredit yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan peringkat
default debitur dengan regresi biner logistik, faktor yang paling berpengaruh
adalah jenis usaha dagang dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Debitur yang
memiliki jenis usaha dagang dan memiliki jumlah tanggungan yang relatif banyak
juga menempati hampir keseluruhan peringkat sepuluh besar debitur yang gagal
dalam pembayaran kredit. Sedangkan nilai risiko kredit (Value at Risk On Credit)
yang diperoleh dari model adalah sebesar Rp.30.833.873,9 dari kredit yang
diputuskan yaitu sebesar Rp.298.580.000. Nilai risiko ini memiliki persentase
sebesar 10,32% dari total dana kredit yang diberikan pada debitur. Sehingga
dengan adanya ini, pihak bank perlu mengadakan evaluasi lebih lanjut dalam
memberikan kredit pada debitur. | en_US |