ANALISA KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM PADA PENDERITA INFARK MIOKARDIAL AKUT (IMA) (Penelitian Observasional Klinis)
Abstract
Dewasa ini semakin banyak orang mati mendadak karena serangan jantung.
Terdapat bukti bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di
dunia. Penyakit kardiovaskular sebanyak 12,2 juta orang diantaranya adalah 7,2 juta
orang infark jantung akut dan penderita PJK (Penyakit Jantung Koroner). PJK dapat
muncul dalam bentuk salah satunya adalah IMA (Infark Miokardial Akut). IMA
disini merupakan penyakit jantung yang sering terjadi. IMA merupakan kerusakan
atau kematian suatu area otot jantung. Ada 2 penyebab IMA yaitu kekurangan aliran
darah ke area itu dan ada sumbatan kolesterol dalam pembuluh darah yang
menghambat sirkulasi darah.
Kadar kolesterol terutama kolesterol total dan LDL yang tinggi di duga
merupakan faktor penyebab utama penyakit IMA. Prevalensi penderita IMA dengan
kadar kolesterol total serum meningkat 5 kali lipat nilai kritis dibanding dengan
bukan IMA (Kaplan dan Stamler, 1994:5).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar kolesterol total serum
pada penderita IMA. Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan informasi dan
pengetahuan dalam menentukan etiologi pada prosedur diagnosa penyakit IMA,
sebagai acuan untuk tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi penyakit IMA, dan
dapat diinformasikan kepada masyarakat dalam mengatur pola makan untuk
mencegah kadar kolesterol total yang tinggi dalam serum.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember pada bulan Mei-November 2005. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian observasional klinis dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel
yang digunakan untuk penelitian ini adalah 27 orang penderita IMA yang diambil di
Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang dan 10 orang bukan IMA dari mahasiswa FKG
UNEJ mulai angkatan 1999-2002 yang laki-laki. Cara pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang memenuhi criteria dan telah
menandatangani informed consent diperiksa Vital Sign-nya dulu baru diambil
darahnya sebanyak 5 ml dengan cara intravena di vena cubiti, lalu dilakukan
pemeriksaan laboratorium kadar kolesterol total serum. Pemeriksaan kadar kolesterol
total serum dihitung dengan Spektrofotometer lalu di inkubasi selama 10 menit
dengan suhu 37
0
C. Data hasil penelitian yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk tabel
dan grafik atau diagram dan di analisa secara statistik dengan menggunakan Uji Non
Parametrik dengan Mann Whitney Tests dengan batas kemaknaan atau taraf signifikan
P < 0,005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
kadar kolesterol total serum antara IMA dan bukan IMA ( P < 0,005 ). Hal ini
disebabkan karena pada IMA memiliki Leukosit, Hipertensi, kolesterol total dalam
serum diatas normal, yang terpentingadalah jumlah kolesterol yang terikat ke
berbagai protein plasma pembawa yang penting berkaitan dengan pembentukan
aterosklerosis. Lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol total serum
dan LDL sehingga terjadi sumbatan total dan lama kelamaan akan pecah. Pecahnya
ini yang menyebabkan terjadinya IMA.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kadar
kolesterol total serum pada penderita IMA sangat tinggi, hal ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan yang nyata kadar kolesterol total serum pada penderita IMA dan
bukan IMA.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]