dc.description.abstract | Malaria masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia baik di negaranegara
berkembang
maupun
maju.
Sekitar
41%
penduduk
dunia
atau
kurang
lebih
2,3
milyar
penduduk tinggal di daerah endemis malaria. Sebanyak 300-500 juta
diantaranya terinfeksi malaria setiap tahunnya, dan sekitar 1,5-2,7 juta meninggal per
tahun. Angka kematian malaria di Indonesia mencapai 1,7 juta jiwa per tahun.
Malaria menduduki peringkat ke-5 penyebab kematian. Salah satu penyebab
kegagalan dalam pemberantasan malaria adalah terjadinya resistensi Plasmodium
terhadap obat-obat antimalaria seperti klorokuin, primakuin dan sulfadoksinpirimetamin,
bahkan pada artemisinin monoterapi yang baru-baru ini dijadikan
sebagai obat pilihan pertama. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan mencari
bahan obat baru yang berasal dari alam, utamanya yang digunakan oleh masyarakat
secara tradisional untuk mengobati malaria di berbagai daerah endemik di dunia.
Tanaman langsat (Lansium domesticum Corr.) telah dimanfaatkan secara empiris
dalam menangani malaria dan disentri oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Langsat
mengandung beberapa jenis senyawa limonoid yang termasuk dalam senyawa
terpenoid.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimalaria fraksi
kloroform kulit batang langsat terhadap Plasmodium berghei secara in vivo dan untuk
mengetahui nilai ED
fraksi kloroformnya.
Pada penelitian ini hewan coba yang digunakan yaitu mencit yang dibagi
50
dalam 4 kelompok perlakuan (dosis 50 mg/kg BB; 25 mg/kg BB; 12,5 mg/kg BB;
dan 6,25 mg/kg BB) dan 1 kelompok kontrol negatif (DMSO). Uji aktivitas
antimalaria fraksi kloroform kulit batang langsat dilakukan dengan metode tes Peter
vii
yang dimodifikasi. Pada hari pertama (H
viii
0
) sampai hari keempat (H
), mencit
perlakuan diberikan suspensi fraksi kloroform kulit batang langsat secara
intraperitoneal. Hapusan darah dari ekor mencit yang telah diwarnai dengan Giemsa
10% dilakukan pengamatan derajat parasitemia dengan cara menghitung jumlah sel
darah merah yang terinfeksi P.berghei secara mikroskopis mulai dari H
.
Setelah itu didapatkan nilai persen pertumbuhan dan persen penghambatan parasit.
Data persen penghambatan dan data dosis kemudian diolah dengan analisis probit
program SPSS 17.0 untuk mendapatkan nilai ED
Skrining fitokimia dengan metode
KLT secara kualitatif juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan golongan
senyawa yang diduga memiliki aktivitas antimalaria.
50.
Hasil identifikasi golongan senyawa terpenoid dengan menggunakan lempeng
silika gel 60F
dan eluen n-heksana : etil asetat (3:2) pada fraksi kloroform kulit
batang langsat memberikan hasil positif pada Rf 0,37; 0,47; 0,64 dan 0,75. Hasil uji
aktivitas antimalaria dari fraksi kloroform kulit batang langsat pada dosis 50 mg/kg
BB; 25 mg/kg BB; 12,5 mg/kg BB; dan 6,25 mg/kg BB masing-masing menunjukkan
persen penghambatan terhadap Plasmodium berghei sebesar 78,78%; 62,25%; 36,23;
dan 26,66%. Aktivitas antimalaria fraksi kloroform kulit batang langsat diduga karena
kandungan senyawa terpenoid yang ditunjukkan dari hasil identifikasi golongan
senyawa terpenoid. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah fraksi
kloroform kulit batang langsat (Lansium domesticum Corr.) terbukti memiliki
aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium berghei secara in vivo dan nilai ED
254
dari
fraksi kloroformnya adalah sebesar 16,946 mg/kgBB. | en_US |