PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS V SDN PETUNG 1 BONDOWOSO DENGAN PENGGUNAAN PERMAINAN KREATIF
Abstract
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
penting peranannya dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam bidang
pendidikan. Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang mengungkapkan
gagasan, pikiran dan perasaan secara lisan. Keterampilan berbicara selayaknya
dikuasai siswa Sekolah Dasar karena keterampilan ini secara langsung ber kaitan
dengan seluruh proses belajar siswa di Sekolah Dasar. Keberhasilan belajar siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar -mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh
penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara
dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan peningkatan proses kemampuan bercerita kelas V SDN Petung 1
Bondowoso sebelum dan sesudah menggunakan permainan kreatif. Manfaat
penelitian ini adalah sebagai bahan masukan untuk menggunakan metode
pembelajaran bagi guru, menambah keberanian siswa untuk bercerita dan
mengembangkan daya kreativitas siswa dan Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian
ini dapat memberikan motivasi, ide, dan gagasan untuk lebih meneliti pembelajaran
bercerita
Rancangan Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian Tindakan Kelas digunakan
karena kemampuan siswa kelas V SDN Petung 1 Bondowoso dalam bercerita masih
tergolong rendah dan belum mencapai hasil yang maksimal. Jenis penelitian yang
vii
dilakukan dalam penellitian ini adalah simultan terpadu yang lebih memfokuskan
pada teori dengan cara mengikutsertakan praktisi
Kemampuan bercerita siswa setelah dipergunaknnya permainan kreatif
dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat diperhatikan
dari hasil perbandingan nilai tes siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada
prasiklus terdapat 7 siswa atau 20,1% yang mencapai ketuntasan dan 28 siswa atau
80% yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar. Setelah digunakan teknik
permainan kreatif pada siklus I, ada peningkatan siswa yang mencapai nilai
ketuntasan kemampuan belajar yaitu dari 7 siswa menjadi 11 siswa atau 31,4 %. Hal
ini menunjukkan terjadi peningkatan 4 siswa. Pada siklus II jumlah siswa mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 32 siswa atau 91,4%, sedangkan yang tidak mencapai
ketuntaasan belajar berkurang menjadi 3 si swa. Dari tiap-tiap siklus tersebut dapat
dilihat bahwa kemampuan bercerita siswa sudah mengalami peningkatan. Hasil akhir
bercerita siswa kelas V SDN Petung 1 Bondowoso sudah mencapai ketuntasan hasil
belajar secara klasikal.
Saran yang dapat diberikan setelah menemukan hasil dan pembahasan adalah
bagi peneliti selanjutnya, disarankan merencanakan rencana pembelajaran sebaik
mungkin terutama pada sekenario pembelajaran, pengaturan ruang, dan alokasi
waktu. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, disarankan dalam menggunakan
permainan kreatif pada pembelajaran bercerita, sebaiknya guru menjelaskan dan
mempraktikkan sebagai contoh agar siswa dapat menerapkan penggunaan permainan
kreatif lebih jelas dan mudah dimengerti agar siswa tidak mengalami kesulitan saa t
pembelajaran berlangsung