RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA NOMER SILANGAN JAGUNG TERHADAP PEMUPUKAN P DAN K
Abstract
Pemupukan P dan K pada tanaman jagung yang memiliki susunan genetik
berbeda akan direspon berbeda untuk masing-masing genotipe. Penilaian respon
suatu genotipe terhadap pemupukan P dan K merupakan tahapan penting dalam
program pemuliaan tanaman dengan teknologi sertaannya sebelum pelepasan
varietas baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon beberapa
nomer persilangan jagung terhadap pemupukan P dan K. Dengan demikian dapat
direkomendasikan dosis pupuk P dan K untuk masing-masing varietas yang
nantinya dilepas.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2004 di desa
Arjasa, kabupaten Jember dan dilanjutkan di Laboratorium Tanah dan
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Bahan
Percobaan yang digunakan adalah empat genotipe jagung (JMk1 (V1), JMK1
(V2), LGk1 (V3) dan LGK1 (V4)), pupuk K (0, 100, 200 dan 300 kg KCl ha
)
dan pupuk P (0, 100, 150 dan 200 kg SP
36
ha
-1
). Percobaan ini menggunakan
rancangan split-split-plot 4×4×4 dengan dasar rancangan acak kelompok (RAK)
yang diulang dua kali. Ukuran petak percobaan yang digunakan adalah 3m × 4m
dengan jarak tanam 25cm × 75cm dan satu tanaman tiap lubang.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah respon pertumbuhan
keempat genotipe terhadap pemupukan P dan K tidak berbeda nyata. Respon
genotipe jagung manis (JMk1 (V1) dan LGk1 (V3)) terhadap pemupukan P dan K
berupa panjang dan berat tongkol kering, sedangkan pada jagung normal berupa
lingkar tongkol kering. Kandungan gula pada jagung manis (JMk1 dan LGk1)
terpengaruh nyata oleh pemupukan P dan K demikian juga dengan berat 100 biji
keringnya. Pemupukan K dengan dosis 200 kg KCl ha
-1
(K3) dan 100 kg SP
(P2) pada genotipe JMk1 (V1) menghasilkan kandungan gula terbaik (16.17%)
sedangkan pada LGk1 (V3) kandungan gula terbaik diperoleh dari pemupukan
100 kg KCl ha
-1
(K2) dan 100 kg SP
36
ha
-1
(P2). Berat tongkol berkelobot jagung
36
-1
ha
-1
manis berbeda nyata yang diakibatkan oleh faktor genotipe dan Aplikasi Kalium.
Berat tongkol kering jagung normal berbeda nyata yang diakibatkan oleh
pemupukan P dan K. Pemupukan 200 kg KCl ha
-1
(K2) dan 200 kg SP
(P2)
pada jagung normal (V2 dan V4) menghasilkan berat tongkol kering yang
optimal.
Berdasarkan analisi data dan pembahasan yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara genotipe dengan pemupukan P dan K
untuk sifat panjang dan berat tongkol kering pada jagung manis, sedangkan pada
jagung normal berupa linkgar tongkol kering.
Collections
- MT-Agribusiness [159]