IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2006
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap masalah (1) Faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan kebijakan program Pemberantasan buta aksara diprioritaskan oleh
pemerintah Kabupaten Jember., (2) Bagaimana konsep dan strategi pelaksanaan
program pemberantasan buta aksara di kabupaten Jember pada tahun 2006., (3)
Bagaimana implementasi program pemberantasan buta aksara di Kabupaten Jember
pada tahun 2006., (4) Kendala apa saja yang ditemui dalam proses implementasi
kebijakan tersebut .
Penelitian Tentang “Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Program
Pemberantasan Buta Aksara di Kabupaten Jember pada tahun 2006, ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam proses pengumpulan data
menggunakan teknik observasi partisipatory, wawancara, dokumentasi dan focus
group discussion. Key informan adalah Bupati, Ketua DPRD, Kepala Dinas
pendidikan, Kasi PLS serta pihak lain yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan
(Purpossive sampling), bahkan beberapa informan berkumpul untuk melakukan
Focus Group Discussion (FGD). Data yang didapat dianalisis secara deskriptif
termasuk didalamnya adalah dokumen-dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) banyak faktor yang menyebabkan
program pemberantasan buta aksara diprioritaskan diantaranya adalah besarnya
jumlah penyandang buta aksara yang berkaitan dengan tingginya angka kemiskinan
serta anjloknya indeks pembangunan manusia Kabupaten Jember yang menempati
urutan 33 dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur. (2) Konsep dan strategi yang
dirumuskan adalah dengan sebutan gugur gunung yaitu sebuah gerakan serentak
secara bersama sama dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat (aparatur,
tokoh masyarakat, tokoh agama, Ormas, Orsospol, perguruan tinggi, TNI dan Polri,
pelaku ekonomi dll) untuk mensukseskan pelaksanaan kebijakan program
pemberantasan buta aksara baik di perdesaan dan diperkotaan. (3) Dalam
implementasi kebijakan program tersebut dinyatakan berhasil hal ini diindikasi
dengan pendataan yang baik (by name, by address, by picture), pengelompokan
sasaran program, sistem reward and punishman sebagai motivator bagi aparatur di
wilayahnya masing masing dalam program ini, pelatihan tutor, pembentukan satgas,
monitoring dan sosialisasi, serta keterlibatan berbagai elemen masyarakat sebagai
relawan baik berfungsi sebagai fasilitator, motivator maupun tutor. (4) Didalam
evaluasi kebijakan ditemukan Kendala yaitu pertama, kesadaran masyarakat yang
terus harus dipacu, kedua, faktor motivasi, ketiga, kendala geografis, keempat,
kendala ekonomi serta kelima, kendala sosialisasi dan komunikasi antar
penyelenggara, petugas dan pelaku dilapangan