Show simple item record

dc.contributor.authorTriana Lindriati
dc.contributor.authorHari Arbiantara
dc.date.accessioned2013-12-03T01:51:04Z
dc.date.available2013-12-03T01:51:04Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2616
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Jember telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818en_US
dc.description.abstractKoro pedan g (C. Ensifurmis sp.) dapat digunakan sebagai bahan dasar edible film. Penambahan ekstrak teh hijau yang kaya akan kandungan polifenol diharapkan dapat memberikan sifat antioksidatif dan antimikrobia pada film yang dihasilkan. Pembuatan edible film dapat dilakukan dengan menggunakan proses compression-molding yang dapat dijadikan dasar untuk proses kontinyu jika akan diproduksi skala besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1)Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak teh hijau terhadap kemampuan menghambat oksidasi edible film pada sistem pangan, yaitu: daging, apel dan minyak.(2)Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak teh hijau terhadap kadar air dan aktifitas air edible fim.(3)Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak teh hijau terhadap sifat antioksidatif dan antimikrobia edible film yang dibuat dengan proses compresssion molding.(4)Melakukan studi kelayakan ekonomi pendahuluan terhadap proses pembuatan edible film dari tepung koro pedang dengan menggunakan proses compression molding. Hasil dari penelitian menunjukkan: (1) penambahan ekshak teh hijau pada matrik edible film dari tepung koro pedang yang dibuat dengan proses compression molding berpengaruh terhadap kadar total polifenol dan aktifitas antioksidan edible film tersebut.(2) Penambahan ekstrak teh hijau pada matrik edible film dari tepung koro pedang berpengaruh terhadap nilai kadar air dan aktifitas air edible film. (3)Penambahan ekstrak teh hijau pada matrik edible fi1n dari tepung koro pedang yang dibuat dengan proses compression molding tidak memberikan pengaruh positif terhadap aktifitas antimikrobia edible film.(a) Penambahan ekstrak teh hijau pada matrik edible film mampu memperiahankan nilai warna L*dan apadadaging yang telah dilapisi dengan film tersebut. Dimana edible film yang dibuat dengan proses compression molding lebih bagus dari pada edible film yang dibuat dengan solvent casting. (5)Penambahan ekstrak teh hijau pada matrik edible film tidak berpengaruh pada perubahan warna apel kupas, baik pada edible film yang dibuat dengan proses solvent casting maupun compression molding. (6) Penambahan ekstrak teh hijau pada matrik edibte film dari tepung koro pedang mampu menahan proses ketengikan pada minyak kacang. Edibel fihn dari tepung koro pedang yang telah ditambahi dengan ekstrak teh hijau menunjukkan kemampuan dalam menghambat proses ketengikan minyak kacang hingga 4 hari penyimpanan pada suhu 500c. Dengan bilangan peroksida 3 meqi1000g pada awal dan 11,5 meq/1000g pada akhir masa penyimpanan. Sedangkan bilangan TBA 0,02 ml/gpadaawal penyimpanan dan 0,13 ml/gpada akhir masa penyimpanan. (7) Dari studi kelayakan ekonomi, edible film yang dibuat dengan proses compression molding lebih menguntungkan dibandingkan dengan proses solvent casting.en_US
dc.description.sponsorshipHB_2009en_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanian '09en_US
dc.subjectTeknologi Edible Film Aktifen_US
dc.subjectTepung Koro Pedangen_US
dc.subjectCanavalia Ensiformis L.en_US
dc.titlePengembangan Teknologi Edible Filrn Aktif dari Tepung Koro Pedang (Canavalia Ensiformis L.)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record