• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PROFIL PENDERITA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK DI BANGSAL ANAK RSUD DR.SOEBANDI JEMBER PERIODE 1 JANUARI 2003 – 31 DESEMBER 2008

    Thumbnail
    View/Open
    Iva Nur Annia Syukur-FK.pdf (786.1Kb)
    Date
    2014-01-28
    Author
    Iva Nur Annia Syukur
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sindrom nefrotik, salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkholesterolemia serta sembab. Yang dimaksud proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg berat badan/hari atau lebih. Albumin dalam darah biasanya menurun hingga kurang dari 2,5 gram/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula hipertensi, hematuri, bahkan kadang-kadang azotemia.. Sindrom nefrotik dapat terjadi pada semua anak dari golongan ras mana pun, walaupun realita yang terjadi adalah ras kulit hitam lebih jarang terkena sindrom nefrotik bila dibandingkan dengan ras kulit putih dan anak laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan anak perempuan (dengan rasio 2 : 1). Kedua faktor resiko di atas masih belum diketahui dan ditemukan hubungannya sebagai penyebab sindrom nefrotik secara langsung (Webb, 2003). Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka) umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas bawah. Anak yang memiliki episode dini pada sindrom nefrotik dan edema ringan hingga moderat dapat ditangani sebagai pasien rawat jalan. Pada anak yang diduga SNKM, prednison sebaiknya diberikan dengan dosis 60mg/m 2 /hari (dosis maksimal harian, 80mg dibagi dalam 2-3 dosis) selama paling tidak 4 minggu berurutan. Terdapat bukti yang baik bahwa terapi steroid selama 6 minggu dapat menyebabkan rendahnya angka relaps, walaupun frekuensi efek samping pemakaian steroid lebih sering terjadi.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26154
    Collections
    • UT-Faculty of Medical [1535]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository