dc.description.abstract | Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) disebabkan oleh virus dengue
yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti L. Penanggulangan penyakit ini dapat
dilakukan dengan jalan memutus siklus hidup dari vektor penyakit ini yakni A.
aegypti L. Pengendalian nyamuk A. aegypti L. sampai saat ini sering dilakukan
dengan menggunakan insektisida sintetik, yaitu bahan kimia sintetik yang efektif
membunuh nyamuk A. aegypti L. tetapi efek lainnya sangat berbahaya terhadap
lingkungan, pencemaran air minum, resistensi serangga, dan bahaya lainnya. Dampak
merugikan yang terjadi akibat pengendalian menggunakan insektisida sintetis telah
mendorong manusia untuk mencari pemecahannya salah satunya dengan
menggunakan insektisida botani atau insektisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Insektisida botani ternyata mempunyai potensi sebagai pengendali vektor karena
dapat membunuh larva. Insektisida botani memiliki beberapa keuntungan diantaranya
adalah harga yang terjangkau, mudah pembuatannya dan mudah terurai sehingga
aman untuk manusia dan bahkan binatang ternak. Tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida botani yakni alpukat (Persea americana Mill.).
Ekstrak ethanol daun alpukat mengandung flavonoid, saponin dan steroid atau
triterpenoid (Maryati, dkk., 2007). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya senyawa-senyawa tersebut dapat membunuh larva nyamuk A. aegypti L.
Penelitian mengenai daun alpukat (P. americana Mill.) belum banyak dilakukan
sehinnga perlu dilakukan pengujian mengenai toksisitas ekstrak daun alpukat
terhadap mortalitas larva A. aegypti L. Penelitian ini dilakukan pada 20 Mei sampai 20 Juni 2010 di Laboratorium
Zoologi Pendidikan Biologi Universitas Jember. Pada penelitian ini dibagi menjadi 4
tahapan yaitu pembuatan ekstrak daun alpukat, identifikasi telur dan larva A. aegypti
L., tahap pembuatan serial konsentrasi, identifikasi telur dan larva A. aegypti L., dan
pengujian ekstrak daun alpukat (P. americana Mill.) terhadap mortalitas larva
nyamuk A. aegypti L. Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 2 kontrol, dengan konsentrasi masing-masing
100 ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, dan 1000 ppm, sebuah kontrol
negatif (Aquades) dan satu kontrol positif (Abate 100 ppm). Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan waktu dedah 24 jam dan 48 jam,
sedangkan pengamatan terhadap mortalitas larva dilakukan tiap 24 jam sekali.
Besarnya pengaruh ekstrak daun alpukat (P. Amercana Mill.) terhadap
mortalitas larva nyamuk A. Aegypti L. dianalisis menggunakan uji ANOVA dan bila
berbeda nyata dihitung dengan menggunakan Uji Duncan dengan taraf 5% (Gomez &
Gomez, 1983:214). Nilai LC50-24 jam, LC50-48 jam, LC90-24 jam, dan LC90-48 jam
dari berbagai serial konsentrasi ekstrak daun alpukat dianalisis menggunakan Analisis
Probit. Software yang digunakan adalah SPSS for Windows versi 11,5.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun alpukat menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L. semakin
meningkat (Tabel 4.3). Pemaparan 24 jam yang memberikan dampak mortalitas
tertinggi yakni sebesar 100% berada pada perlakuan dengan konsentrasi 1000 ppm
sedangkan pada pemaparan selama 48 jam yang memberikan dampak tertinggi terjadi
pada konsentrasi 800 ppm. LC50 dan LC90 dalam waktu pemaparan 24 jam adalah
314,614 ppm dan 602,073 ppm sedangkan LC50 dan LC90 pada pemaparan 48 jam
adalah 255,444 ppm dan 484,542 ppm. | en_US |