ANALISIS GABUNGAN DAN SELEKSI TAK LANGSUNG BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL
Abstract
edelai merupakan salah satu tanaman yang mempunyai peran penting
karena kedelai mengandung protein nabati yang tinggi. Kedelai juga digunakan
sebagai bahan baku makanan seperti kecap, tahu, tempe dan makanan lain yang
menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari yang murah harganya.
Dalam usaha meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain dengan melakukan seleksi terhadap varietas-varietas dari
perbendaharaan galur yang ada. Pada program seleksi diperlukan lebih dari satu
sifat atau penelaahan secara terpadu mengenai hubungan antara beberapa karakter
terhadap hasil, baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.
Daya hasil genotipe kedelai sangat dipengaruhi oleh komponen hasil, oleh
karena itu untuk memilih genotipe yang berdaya hasil tinggi perlu dilakukan
pengujian tentang keterkaitan hubungan antara komponen-komponen hasil
dengan hasil.
Penelitian dilaksanakan di 2 lokasi yang berbeda yaitu di Pamekasan di
lahan sawah dengan ketinggian 450 m di atas permukaan laut, jenis Entisol dan
Inceptisol, sedangkan lokasi kedua adalah di Jember yang merupakan data dari
peneliti terdahulu (Asym, 2007). Waktu penelitian dilakukan di Pamekasan pada
nulan Juli sampai dengan Oktober 2006.
Bahan-bahan penelitian ini adalah sembilan genotipe kedelai yaitu. (1)
Unej-1, (2) Unej-2, (3) Ryokkoh (R – 75), (4) Burangrang, (5) Panderman, (6)
Lokon, (7) Gumitir, (8) Argopuro, (9) Galunggung. Bahan-bahan lain yang
digunakan adalah pupuk urea, SP 36, KCl, Insektisida, Fungisida dan Herbisida.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, bajak, cangkul,
tugal,sprayer, timbangan, penggaris, tali, ajir, plastik, dan alat-alat tulis, kamera
dan alat-alat yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman dan panen, serta
alat tulis menulis.
Penelitian ini bertujuan untuk. Menentukan besaran faktor genetik dan
fenotipik pada populasi tanaman kedelai yang ditanam pada dua lokasi yang berbeda. Selain itu untuk menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung pada
populasi kedelai tersebut agar dapat dipergunakan sebagai petunjuk seleksi tak
langsung terhadap produksi biji per tanaman maupun per petak.
Penelitian menunjukkan bahwa korelasi komponen hasil terhadap berat
biji per petak (r x
y), pengaruh langsung komponen hasil terhadap berat biji per
petak (P x
i
i
y) dan sumbangan total masing-masing komponen hasil terhadap hasil
berat biji per petak terdapat pada nilai positif sebesar 2,51 tinggi tanaman, berat
x
y100 biji sebesar 0,36, jumlah biji per tanaman sebesar 0,28, jumlah buku subur
x
i
y pada batang utama sebesar 0,06. Berdasarkan peringkat sumbangan komponen
hasil terhadap hasil (berat biji per petak) tertinggi dan cukup besar terdapat pada
berat biji per tanaman (X
i
) sebesar 17,30%.
Berat 100 biji (g) pengaruh langsung dan tidak langsung komponen
terhadap hasil (berat biji per tanaman) menunjukkan bahwa tinggi tanaman,
jumlah cabang primer, dan berat biji per tanaman memiliki nilai korelasi dan
pengaruh langsung positif. Sedangkan, berat 100 biji (g), dan jumlah polong
hampa memiliki koefisien korelasi negatif dan pengaruh langsung positif cukup
besar, maka perlu dilakukan pembatasan seleksi simultan terbatas, yaitu dengan
cara mengabaikan pengaruh-pengaruh yang tidak berkenan.
Faktor residu atau sisa yang didapat sebesar 75,95 lebih besar 24,5% darii
pengaruh komponen hasil dapat dijelaskan oleh analisis lintas (path analysis).
Artinya sis faktor residu adalah sebesar di atas merupakan hasil dari sisa tersebut
dapat digunakan untuk menjelaskan hasil biji per petak maupun berat biji per
tanaman.
Collections
- MT-Agribusiness [159]