PENGEMBANGAN PEMBALUT PINTAR UNTUK DETEKSI DINI ANEMIA DEFISIENSI BESI
Abstract
Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Sebagian
besar anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi yang disebut dengan
anemia defisiensi besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan
komponen pembentuk hemoglobin atau sel darah merah. Salah satu parameter untuk
mendeteksi anemia defisiensi besi adalah mengukur besarnya kadar serum besi (SI).
Untuk mengetahui kandungan serum besi dan pH darah menstruasi dalam
serum darah menstruasi dapat digunakan chip kertas sebagai sensor kimia dengan
karakteristik tertentu yang dapat mendeteksi analit secara semikuantitatif dengan
penglihatan mata biasa. Chip kertas yang difabrikasi dengan teknik cetak sablon dan
diimmobilisasi dengan teknik adsorbsi ini mengandung reagen 1,10 – Fenantrolin dan
indikator bromothymol blue. Serum besi pada serum darah menstruasi akan bereaksi
dengan reagen membentuk kompleks yang berwarna merah jingga dan akan bereaksi
dengan indikator bromothymol blue membentuk warna kuning pada suasana asam
dan warna biru pada suasana basa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinta sablon yang sesuai untuk chip
kertas merupakan campuran pasta karet warna, emulsifier dan tinta hitam karena
mampu menahan cairan sampel dari perembesan dengan matriks pendukungnya ialah
kertas saring jenis halus 150 mm. Kondisi optimum chip kertas meliputi volume
sampel optimum sebesar 50 µL dan volume reagen optimum sebesar 2 µL.
Hasil karakteristik chip kertas ini meliputi: daerah linier chip kertas adalah
rentang konsentrasi 0,2 – 1,8 ppm, dengan nilai r = 0,9975 untuk deteksi standart besi
dan rentang pH 4 – 8, dengan nilai r = 0,9945 untuk deteksi pH, batas deteksi dari
penelitian adalah 0,025 ppm dan batas kuantitasi 0,083 ppm, selektivitas chip kertas
cukup bagus karena adanya interferen NaCl dan kreatinin tidak mempengaruhi kerja
vii
reagen pada chip kertas, dapat ditunjukkan dengan ∆ mean RGB yang relatif kecil,
presisi chip kertas dinyatakan dengan besar RSD. Chip kertas dinyatakan cukup
presisi karena nilai RSD pada masing – masing konsentrasi kurang dari 2%. Serta %
recovery chip kertas sebesar 84,281 – 98,579%. Chip kertas ini dapat diaplikasikan
pada sampel nyata untuk mendeteksi secara anemia defisiensi besi sekaligus dapat
mengukur besarnya pH darah menstruasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang tidak
jauh berbeda/mendekati antara hasil deteksi chip kertas dengan hasil deteksi
laboratorium di rumah sakit.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]