PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abstract
Penderita kanker hati di Indonesia masih tinggi, sekitar 13.238 kasus kanker
hati dan 12.825 kasus kematian akibat kanker hati. Obat merupakan penyebab gagal
hati akut kedua setelah virus dan perkembangannya predominan di dunia. Salah satu
obat yang bersifat hepatotoksik adalah parasetamol. Jika parasetamol dikonsumsi
dalam dosis yang tinggi, maka parasetamol ikut mengalami N-hidroksilasi dengan
secara spontan mengalami dehidritasi membentuk metabolit N-asetil-pbenzoquinoneimine
yang merupakan radikal bebas yang bersifat hepatotoksik.
Radikal bebas yang terbentuk tersebut dapat dinetralkan dengan suatu antioksidan.
Salah satu sumber antioksidan tinggi berasal dari bahan alam. Kulit buah
manggis mengandung senyawa xanton dan flavonoid yang terbukti memiliki aktivitas
sebagai antioksidan. Kemampuan antioksidan kulit buah manggis lebih besar
dibandingkan wortel dan jeruk. Selain sebagai antioksidan, senyawa xanton berfungsi
sebagai antiinflamasi yang berguna memulihkan kondisi hati akibat paparan radikal
bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan proteksi ekstrak etanol
kulit buah manggis berbagai dosis terhadap kenaikan kadar alkali fosfatase tikus yang
diinduksi parasetamol dosis toksik. Rancangan penelitian yang dipakai adalah Post
Test Only Kontrol Group Design. Sebanyak 32 ekor tikus wistar jantan dibagi
menjadi 8 kelompok diantaranya 3 kelompok kontrol (kelompok kontrol, kontrol
negatif dan kontrol positif) dan 5 kelompok perlakuan dosis. Kelompok kontrol
diberikan suspensi CMC Na 1%, kelompok kontrol negatif diberikan suspensi CMC
Na 1% selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik (tunggal = 2000 mg/kg BB) pada
hari ke-8, sedangkan kelompok kontrol positif diberikan Hepasil
dosis 19,35 mg/kg
BB selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-8. Pada kelompok
perlakuan diberikan ekstrak etanol kulit buah manggis dosis 22,5 mg/kg BB; 45
mg/kg BB; 90 mg/kg BB; 180 mg/kg BB; dan 360 mg/kgBB. Selama 10 hari dan
pada hari ke-8 diberikan parasetamol dosis toksik 2000 mg/kg BB. Setelah 6 jam dari
pemberian perlakuan terakhir, seluruh tikus diambil darahnya untuk diukur kadar
alkali fosfatase. Hasil kadar alkali fosfatase dianalisis dengan uji regresi logaritma
dan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Least Significant Different
(LSD).
Berdasarkan analisis dengan regresi logaritma didapatkan hasil bahwa
semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan semakin rendah kadar alkali fosfatase,
selain itu dari hasil uji regresi didapatkan nilai dosis efektif ekstrak yang memiliki
efek mencegah kenaikan kadar alkali fosfatase setara dengan normal dan Hepasil
dosis 19,35 mg/kg BB adalah sebesar 763,83 mg/kg BB dan 119,58 mg/kg BB. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dosis 360
mg/kg BB memberikan efek mencegah kenaikan kadar alkali fosfatase paling besar
dibandingkan dengan keempat dosis yang lain.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]