DETERMINAN ERROR RATE PUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS (PRM) DAN PUSKESMAS PELAKSANA MANDIRI (PPM) DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman
tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Gejala
TB paru yaitu batuk terus menerus dan berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Gejala lain, yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri
dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan (Depkes RI, 2007a). Global Tuberculosis Report (WHO, 2012) menyatakan bahwa prevalensi TB
Paru di dunia tahun 2011 mencapai 9,7 – 11 juta penduduk dengan angka kematian
rata-rata mencapai 980.000 orang. Prevalensi TB paru Indonesia tahun 2011
menempati urutan ke tiga setelah India dan China yaitu sebanyak 489 per 100.000
populasi. Prevalensi penderita TB di Jawa Timur menduduki peringkat kedua di
Indonesia yang mencapai 224 orang per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus
yang terdeteksi 65-70%. Jumlah Penderita TB Paru BTA+ Kabupaten Jember
mengalami fluktuatif dari tahun 2010-2012. Berturut-turut sebanyak 1946 orang,
2182 orang, dan 2085 orang. Rata-rata error rate Kabupaten Jember berturut-turut
mulai tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 6,52%, 5,4%, dan 9,5%. Angka error rate
(angka kesalahan laboratorium) yang di dapat dari hasil pemeriksaan cross check
merupakan salah satu indikator program penanggulangan TB Paru (Kemenkes RI,2011). Menurut WHO dimana jika error rate < 5% maka mutu pemeriksaan dahak di
Kabupaten atau Kota tersebut dinilai bagus.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]