dc.description.abstract | Latar belakang dari penelitian ini adalah masih banyaknya pengendalian
vektor nyamuk Ae. aegypti dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang
merugikan, maka perlu mencari alternatif cara pengendalian Ae. aegypti yang
mudah dan ramah lingkungan, salah satu alternatif tersebut adalah penggunaan
senyawa bioaktif dari tumbuhan,tanaman yang memiliki potensi tersebut adalah
tanaman pepaya (C. papaya) yang mudah diketemukan di Indonesia. Kulit
batangnya mengandung senyawa aktif alkaloid dan tanin yang diduga bisa
digunakan sebagai larvasida pada Ae. aegypti.Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis nilai LC
50,
LT
ekstrak kulit batang pepaya (C. papaya) yang dapat
mematikan larva nyamukAe. aegypti dalam kondisi laboratorium.
Metode penelitian ini terdiri dari tiga tahap, tahap pertama; kulit batang
yang diambil satu meter di atas tanah, dikering anginkan, dihaluskan,dimaserasi
menggunakan metanol 70%,tahap kedua kolonisasi larvameliputi penetasan telur,
pemeliharaan larva, pemilihan larva uji, tahap ketiga terdiri dari uji pendahuluan
dan pengujian akhir dengan waktu dedah 24 jam, uji pendahuluan meliputi
pembuatan larutan stok, pembuatan serial konsentrasi, pengujian dengan larva,
data dianalisa probituntuk menentukan konsentrasi yang mematikam larva 10%90%,
sebagai dasar pembuatan serial konsentrasi pada pengujian akhir.Penelitian
ini menggunakan rancangan acak lengkap,konsentrasi yang digunakan 0,30%,
1,30%, 2,03%, 3,10%, 3,70% dan 0%(aquades) sebagi kontrol, lima kali
pengulangan dan menggunakan 30 ekor larva setiap kali perlakuan.
50
Ekstrak yang diperoleh berupa pasta berwarna coklat kehitaman dengan
rendemen 9,51%, hasil uji kromatografi lapis tipis, muncul empat noda, noda 1
dan 2 nilai Rf berturut-turut 0,27, 0,78,noda 3 dan 4 nilai Rf 0,38, diduga senyawa aktif yang memiliki Rf 0,27, 0,78 dan 0,38 inilah yang bersifat larvasida terhadap
larva nyamuk Ae. aegypti. Hasil pengujian akhir dianalisis menggunakan General
Linear Models,diperoleh konsentrasi yang paling afektif adalah 1,30% yang
merupakan konsentrasi terrendah yang dapat mematikan larva tinggi dalam waktu
dedah 24 jam tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 2,03%, 3,10% maupun
3,70%., Hasil pengamatan, penggunaan ekstrak merubah sifat fisik air yaitu warna
larutan uji, sehingga perlu kontrol dan pengawasan jika diaplikasikan pada lapang
terhadap penampungan air bersih warga.Hasil analisis probit menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan semakin tinggi persentase
kematian larva, begitu juga untuk waktu, semakin lama waktu dedah semakin
tinggi persentase kematian larva.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah LC
vii
50
=0,80%, LT
= 15,31 jam, yang
berarti untuk mematikan 50% populasi larva membutuhkan konsemtrasi 1,08%
dalam waktu 15,31 jam, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang pepaya
toksik terhadap larva nyamuk Ae. aegypti.
50
Berdasarkan hasil kesimpulan pada penelitian ini, saran yang bisa diberikan
adalah: 1)Penelitian dengan menggunakan ekstrak kasar kulit batang pepaya,
untuk deteksi senyawa aktif alkaloid dan tanin yang menggunakan KLT,
sebaiknya sebagai penapak noda tidak hanya menggunakan dragendorff dan
FeCl
, tetapi juga menggunakan sinar UV 254 nm atau 365 nm agar noda tampak
lebih jelas. 2) Perlu adanya formulasi ekstrak kulit batang pepaya untuk
3
diaplikasikan di lapang, agar penggunaannya di penampungan air bersih warga,
tidak merubah warna air. | en_US |