PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII H MTs NEGERI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Abstract
Berdasarkan data observasi awal, didapatkan bahwa aktivitas belajar dan
ketuntasan hasil belajar fisika siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya
aktivitas siswa memperhatikan guru sebesar 47,22%, 20,37% siswa aktif bertanya,
35,19% siswa aktif menjawab pertanyaan, 35,19% aktif dalam diskusi kelompok, dan
39,81% aktif bekerjasama dalam kelompok. Jadi aktivitas siswa secara klasikal
sebesar 35,7% yang termasuk dalam kriteria kurang aktif. Aktivitas belajar siswa
memegang peranan penting dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan data nilai ulangan kelas VII H, diperoleh bahwa hasil belajar siswa
rendah dalam uji kompetensi mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan
serta satuannya, yaitu hanya 11 siswa (30,56%) yang tuntas belajar (≥ 70) dan belum
memenuhi standar ketuntasan klasikal 75%. Rendahnya aktivitas belajar dan
ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dikarenakan pelajaran IPA Fisika diajarkan
dengan model konvensional yang didominasi metode ceramah serta tidak sesuai
dengan hakikat fisika.
Berdasarkan hasil observasi di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw II disertai metode
eksperimen pada siswa kelas VII H MTs Negeri Banyuwangi. Tujuan diadakan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar fisika dengan model cooperative learning tipe Jigsaw II disertai metode
eksperimen pada siswa kelas VII H MTs Negeri Banyuwangi.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII H MTs Negeri Banyuwangi mulai
tanggal 9 September sampai 22 September 2011, dengan subjek sebanyak 36 siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi,
wawancara, dan tes. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Persentase
aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa
antara pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Persentase ketuntasan hasil belajar
digunakan untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa antara
pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Normalized Again digunakan untuk
mengkategorikan peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar.
Persentase aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I adalah 73,33%. Pada
siklus 2 meningkat menjadi 85,56%. Berdasarkan analisis hasil belajar pada siklus I
diperoleh ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 77,78% (28 siswa yang
tuntas dari 36 siswa), sedangkan analisis hasil belajar pada siklus II diperoleh
ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 91,7% (33 siswa yang tuntas dari 36
siswa). Berdasarkan analisis menggunakan Normalized Again, peningkatan aktivitas
siswa sampai dengan skilus II termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 0,77,
sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa sampai dengan siklus II termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,65.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative
learning tipe Jigsaw II disertai metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas
siswa sampai pada kategori tinggi serta mampu meningkatkan ketuntasan hasil
belajar fisika siswa sampai pada kategori sedang.