dc.description.abstract | Analisis terhadap novel Belenggu Cinta (Maya) karya Nestor Rico Tambunan
menggunakan dua teori, yaitu teori struktural dan pragmatik ditekankan pada analisis
Paikologi wanita. Kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis novel tersebut
adalah sebagai berikut. Analisis struktural meliputi
Judul dalam novel Belenggu Cinta (Maya) karya Nestor Rico Tambunan
menunjukkan keadaan tokoh utama (Maya) yang terbelenggu karena sikap Mami,
ibunda Maya, yang otoriter. Tema mayor pada novel Belenggu Cinta (Maya) adalah
orang tua yang otoriter menyebabkan penderitaan anak, sedangkan tema minornya
adalah kekerasan hati ibu dapat memisahkan persaudaraan.tema minor tersebut
mengacu pada tokoh Mami, serta kekejaman suami dan kekerasan seksual
mengakibatkan penderitaan, tema minor tersebut mengacu pada tokoh Pras.
Tokoh utama dalam novel tersebut adalah Maya. ia memiliki watak bulat,
yaitu watak yang berubah-ubah selama penceritaan. Sedangkan tokoh bawahannya
adalah Mami, Papi, Pras, Akbar, dan Bimo. Tokoh Mami, Akbar, dan Bimo memiliki
watak datar, sedangkan tokoh Papi dan Pras memiliki watak bulat. Kelima tokoh
bawahan tersebut sangat mendukung keberadaan tokoh utama.
Latar yang terdapat dalam novel tersebut meliputi latar tempat, latar waktu,
dan latar sosial. Latar tempat yang digambarkan adalah kota Jakarta, kota perantauan
tokoh Akbar ketika kuliah dan rumah keluarga Maya, serta Balai Sudirman tempat
acara resepsi pernikahan Maya dan Pras berlangsung. Latar waktu yang terdapat
dalam novel Belenggu Cinta (Maya) adalah sore hari, pagi hari, dan malam hari.
Latar sosialnya adalah kehidupan kota Jakarta yang terkenal akan kecantikan para
gadisnya. Latar sosial lain yang digambarkan adalah adanya perbedaan stratifikasi
sosial antara Akbar dan keluarga Maya. Konflik dalam novel Belenggu Cinta (Maya) yaitu konflik fisik dan konflik
batin. Konflik manusia dengan manusia dialami oleh Mami dengan Pras, Maya
dengan Pras, dan Tante Nani dengan Mami. Sedangkan konflik antara manusia
dengan masyarakat dialami Maya dengan teman-teman mahasiswa di kampusnya.
Dalam novel karya Nestor Rico Tambunan tersebut juga terdapat konflik batin yang
banyak dialami oleh tokoh Maya dan Mami.
Analisis psikologi wanita dalam novel Belenggu Cinta (Maya) karya Nestor
Rico Tambunan meliputi wanita dewasa, sifat khas wanita, seleksi jodoh dan
perkawinan, kepasifan wanita dewasa terhadap seksualitas, titik patah dan fungsi
revisi, serta relasi ibu-anak.
Fase wanita dewasa dialami oleh Maya. ia berani memilih jalan hidupnya
sendiri setelah menikah dengan Akbar. tiga sifat khas wanita yang dominan dalam
novel tersebut adalah keindahan, kelembutan, dan memelihara. Keindahan hanya
dimiliki oleh Maya, sedangkan kelembutan dan memelihara dimiliki oleh Maya dan
Mami.
Seleksi jodoh dan perkawinan, suami Maya adalah laki-laki pilihan Mami,
dalam memilihkan jodoh untuk anaknya, Mami mempertimbangkan hal-hal tertentu.
Pras dan Akbar dinilai Mami sesuai untuk Maya karena mereka memiliki kriteria
tertentu. Ketika menikah, Maya menjalani midodareni, siraman ketika akan menikah.
Maya mengalami kepasifan seksualitas setiap berhubungan suami-istri karena
diperlakukan kasar oleh Pras.
Titik patah dan fungsi revisi, pada fase ini dialami oleh Maya dan Mami.
Namun, jika Maya mengalami titik patah dan fungsi revisi maka Mami hanya
mengalami fase titik patah tanpa adanya fungsi revisi. Dalam novel Belenggu Cinta
(Maya) Proses identifikasi ibu-anak terjadi dalam bentuk yang keliru. Hal tersebut
terjadi antara Mami dengan anak-anaknya. Sedangkan hubungan ibu dengan anak
gadisnya terjadi antara Mami dan Maya. Dalam hubungan tersebut, Maya menjadi
sosok anak penurut kepada perintah Maminya, sedangkan Mami menjadi sosok ibu
yang otoriter dan selalu memaksakan kehendaknya. Manfaat yang dapat di peroleh setelah menganalisis novel Belenggu Cinta
(Maya) karya Nestor Rico Tambunan bahwa
1. otoriter, dan pemaksaan kehendak dapat berdampak buruk bagi perkembangan
psikis anak.
2. Kekerasan seorang suami terhadap istrio menyebabkan trauma dan penderitaan | en_US |