Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Abstract
Merokok merupakan kebiasaan yang membudaya di masyarakat kita.
Dampak buruk dari kebiasaan merokok terhadap kesehatan umum maupun
kesehatan gigi dan mulut telah banyak diteliti. Di bidang kesehatan umum,
diketahui bahwa merokok berhubungan dengan penyakit pernafasan, kanker,
jantung koroner dan mempercepat kematian. Di bidang kedokteran gigi kebiasaan
merokok berhubungan dengan kebersihan rongga mulut. Secara spesifik,
kebiasaan merokok juga merupakan salah satu faktor predisposisi dari kandidiasis
mulut. Asap dan bahan kimia dari rokok menyebabkan kondisi rongga mulut
menjadi tidak seimbang, sehingga spesies Candida yang awalnya bersifat
komensal menjadi patogen. Dari hal tersebut di atas dapat diduga bahwa
kebiasaan merokok berpengaruh terhadap terapi kandidiasis mulut, namun
hubungan antara intensitas merokok dengan keberhasilan terapi kandidiasis mulut
masih belum diketahui.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kebiasaan merokok dengan lama proses penyembuhan kandidiasis mulut. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah rokok
yang dikonsumsi per hari dan lama merokok terhadap proses penyembuhan
kandidiasis mulut yang diterapi dengan nistatin.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional klinis pada pasien yang
dinyatakan positif terinfeksi kandidiasis mulut berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologis jamur. Kriteria subyek yang digunakan adalah laki-laki usia 20 – 30
tahun, tidak mempunyai kelainan sistemik (diabetes mellitus, kelainan
imunologis), tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan golongan antibiotika
maupun imunosupresan selama perawatan. Subyek dikelompokkan berdasarkan
jumlah rokok yang dikonsumsi per hari dan lama merokok. Berdasarkan jumlah
rokok yang dikonsumsi per hari, subyek dibagi menjadi tiga yaitu kelompok
kontrol (K), kelompok X1a (merokok 1-10 batang per hari) dan X1b (merokok >
10 batang per hari). Berdasarkan lamanya merokok subyek dibagi menjadi tiga
yaitu kelompok kontrol (K), kelompok X2a (lama merokok < 5 tahun) dan X2b
(lama merokok > 5 tahun). Subyek diterapi dengan nystatin oral suspension
dengan merk dagang Candistin selama 4 kali sehari dengan dosis sesuai petunjuk.
Subyek dievaluasi tiap 7 hari sampai hari ke-28.
Hasil penelitian yang diuji dengan uji statistik non parametrik korelasi
Sommer’d membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah
xiii
rokok yang dikonsumsi per hari terhadap lamanya proses penyembuhan
kandidiasis mulut. Pada kelompok yang berdasarkan lama merokok juga
menunjukkan hasil yang signifikan antara hubungan lama merokok terhadap
terhambatnya proses penyembuhan kandidiasis mulut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi per hari semakin lama proses
penyembuhan kandidiasis mulutnya. Semakin lama seseorang mempunyai
kebiasaan merokok, proses penyembuhan kandidiasis mulutnya juga akan
semakin lama.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2095]