DINAMIKA GEREJA KATOLIK SANTO YUSUP JEMBER 1927-2008
Abstract
Gereja Katolik Santo Yusup adalah tempat ibadah umat Katolik yang terletak
di Jalan Kartini 26 Jember, Kabupaten Jember. Rumusan permasalahan penelitian ini
adalah bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Katolik Santo Yusup Jember dan
bagaimana perkembangan, kesinambungan dan perubahan sosial yang terjadi di
Gereja Katolik Santo Yusup Jember dari tahun 1927-2008. Tujuan dan manfaat dari
penelitian ini dapat mengaplikasikan semua rumusan masalah dan memberi manfaat
bagi ilmu pengetahuan, masyarakat luas dan pemerintah. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode sejarah dengan pendekatan sosiologi agama dengan teori
konflik dan teori simbolisme.
Pada awal abad 20 banyak orang Belanda yang menetap di Jember, karena
Jember menjadi pusat kegiatan untuk mengembangkan usaha perekonomian orang
Belanda, terutama pengusaha tembakau. Orang-orang Belanda yang menetap di
Jember sebagian besar menganut agama Kristen dan Katolik. Banyaknya orang
Belanda yang bermukim dan mengembangkan usaha di Jember, menyebabkan
mereka membutuhkan berbagai sarana tambahan atau pelengkap yang mendukung
kepentingannya, termasuk sarana untuk beribadah. Pada tahun 1927, dibangunlah
Gereja Katolik Santo Yusup Jember, sebagai sarana peribadatan untuk umat Katolik
yang berada di Jember.
Dalam kurun waktu 82 tahun, Gereja Katolik Santo Yusup Jember mengalami
pasang surut. Bangunan Gereja Katolik Santo Yusup Jember pernah mengalami kerusakan yang cukup parah pada masa pemerintahan Jepang, karena bangunan
gereja digunakan sebagai markas perang tentara Jepang.
Perkembangan Gereja Katolik Santo Yusup Jember sejak awal berdiri, tahun
1927 hingga tahun 2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama
setelah kemerdekaan Indonesia. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari bentuk
bangunan, umat yang datang, aktivitas keagamaan hingga kegiatan sosial. Dalam
melaksanakan pelayanan cinta kasih, Gereja Katolik Santo Yusup tidak pernah
membeda-bedakan agama, suku maupun ras. Pelayanan cinta kasih dituangkan dalam
pendirian lembaga sosial seperti sekolah dan rumah sakit yang untuk semua umat
manusia.
Berdasarkan analisis hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Gereja
Katolik Santo Yusup Jember tetap mampu berdiri kokoh meskipun pernah mengalami
hambatan, terutama pada masa penjajahan Jepang. Gereja Katolik Santo Yusup
Jember ini juga mempunyai keunikan, yaitu Gereja ini didirikan di dalam komunitas
orang muslim yang ditandai letaknya berdekatan dengan masjid. Akan tetapi,
perbedaan adat, budaya dan agama yang mereka miliki dapat menimbulkan toleransi
keagamaan dan keragaman sosial budaya masyarakat Jember.