STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA 4- (FLUOROBENZOILOKSIMETIL)-5-FLUOROURASIL DENGAN METODE DPPH DAN PENDEKATAN DOCKING MOLEKULER
Abstract
Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan bersifat sangat reaktif dan dengan mudah menjadi reaksi yang
tidak terkontrol, menghasilkan ikatan silang (cross-link) pada DNA, protein, lipida
atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting. Salah satu bentuk dari
radikal bebas adalah ROS. ROS (Reactive Oxygen Species) merupakan salah satu
bentuk radikal bebas dalam tubuh yang dapat berasal dari luar tubuh maupun dari
dalam tubuh. Kadar ROS pada pasien kanker lebih tinggi daripada orang sehat.
Antioksidan memberikan efek perlindungan dengan mengurangi kerusakan oksidatif
pada DNA dan mengurangi peningkatan abnormal pada pembelahan sel. Aktivitas
antioksidan tersebut berfungsi untuk meredam radikal bebas yang terdapat dalam
tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya karsinogenesis. Salah satu derivat
antikanker 5-fluorourasil yang telah disintesis dan diketahui struktur molekul beserta
aktivitas biologisnya sebagai antikanker yaitu senyawa 4-(fluorobenzoiloksimetil)-5fluorourasil.
Upaya pencegahan berkembangnya kanker melibatkan penurunan kadar
ROS dalam tubuh, dimana hal tersebut perlu adanya aktivitas antioksidan untuk
meredam radikal bebas (ROS) dalam tubuh.
Pengujian aktivitas antioksidan terhadap senyawa 4-(fluorobenzoiloksimetil)-5fluorourasil
dilakukan
melalui
pendekatan
docking
molekuler
dan
metode
DPPH.
Uji
aktivitas
antioksidan dengan pendekatan docking molekuler bertujuan untuk
mengetahui kemampuan pengikatan (afinitas) senyawa 4-(fluorobenzoiloksimetil)-5fluorourasil
sebagai
ligan
terhadap
reseptor
antioksidan
(human
ROS,
kode
reseptor
:
3ZBF).
Pembanding yang digunakan yaitu asam askorbat sebagai antioksidan
viii
potensial dan 5-Fluorourasil sebagai senyawa induknya. Hasil pengujian dengan
metode docking molekuler yang diperoleh setelah dilakukan docking sebanyak 10
replikasi dari senyawa 4-(fluorobenzoiloksimetil)-5-fluorourasil, asam askorbat, dan
5-Fluorourasil berturut – turut adalah -6,0 kkal/mol, -4,97 kkal/mol dan -4,6 kkal/mol
dimana senyawa 4-(fluorobenzoiloksimetil)-5-fluorourasil memiliki kekuatan
pengikatan terhadap reseptor human ROS1 kinase complex in Crizotinib yang lebih
baik dan lebih kuat dibandingkan asam askorbat dan senyawa induknya yaitu 5Fluorourasil.
Semakin
kecil
nilai
Ki
maka
afinitas
ligan-reseptor
semakin
baik.
Hasil pengujian metode DPPH berupa absorbansi peredaman radikal DPPH
yang kemudian dihitung % inhibisi dan akan diperoleh IC
. Pengukuran absorbansi
dilakukan pada panjang gelombang maksimum yaitu 512 nm. IC
ix
50
asam askorbat
sebagai pembanding antioksidan potensial sebesar 19,092 ppm, maka dapat dikatakan
bahwa asam askorbat memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. IC
50
senyawa 5fluorourasil
sebagai senyawa induk sebesar -4998,450 ppm, dapat dikatakan bahwa
senyawa 5-fluorourasil tidak memiliki aktivitas antioksidan. Sedangkan IC
senyawa
4-(fluorobenzoiloksimetil)-5-fluorourasil sebesar 166593,333 ppm, kemampuan
peredaman radikal DPPH senyawa ini tidak lebih baik dari asam askorbat karena
membutuhkan konsentrasi lebih besar untuk meredam radikal DPPH sebanyak 50%.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan metode DPPH tidak dapat memberikan
aktivitas antioksidan yang sebanding dengan uji antioksidan secara in silico
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]