UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) MENGGUNAKAN ETANOL TERHADAP PERTUMBUHAN Vibrio cholerae
Abstract
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih
tinggi. Salah satu penyebab terjadinya diare adalah adanya infeksi oleh bakteri
Vibrio cholerae, merupakan bakteri noninvasif yang terutama ditularkan secara
fekal oral. Bakteri ini bekerja dengan cara memproduksi toksin yang terikat pada
mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa, dan menyebabkan diare kolera.
Ada banyak pilihan antibiotika yang digunakan untuk mengobati diare
kolera. Dalam dua dekade terakhir, pengobatan antibiotika terhadap kolera
menjadi lebih kompleks karena adanya galur-galur V. cholerae yang resisten
terhadap banyak antibiotika (multiresisten). Oleh karena itu pilihan terapi untuk
kolera masih perlu dikembangkan misalnya dengan obat tradisional. Salah satu
tumbuhan berkhasiat obat yang bisa digunakan sebagai obat tradisional adalah
manggis (G. mangostana L.).
Bagian dari buah manggis yang sudah diteliti dan terbukti memiliki
khasiat adalah kulit. Kulit buah manggis mengandung banyak zat antara lain
xanton, flavonoid, garsinon, tanin, kuinon, dan triterpenoid. Dari semua yang ada
di dalam kulit manggis, diketahui bahwa kandungan terbesar adalah xanton. Pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2010), xanton diketahui memiliki efek
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
kulit buah manggis menggunakan etanol terhadap pertumbuhan V. cholerae. Jenis
penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan penelitian non
equivalent control group design. Sampel yang digunakan adalah bakteri V.
cholerae. Konsentrasi larutan ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol yang digunakan adalah 1 g/ml; 2 g/ml; 3 g/ml; 4 g/ml; 5 g/ml; 6 g/ml; 7 g/ml; dan
8 g/ml. Untuk kontrol positif digunakan suspensi tetrasiklin 30 μg/ml dan untuk
kontrol negatif digunakan aquadest steril. Data diperoleh dengan mengukur
diameter zona hambat yang terjadi di sekitar sumuran menggunakan jangka
sorong. Data kemudian dianalisis dengan uji One Way Anova.
Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan
oleh ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol dengan konsentrasi 1 g/ml;
2 g/ml; 3 g/ml; 4 g/ml; 5 g/ml; 6 g/ml; 7 g/ml; dan 8 g/ml berturut-turut adalah
1,34 cm; 1,46 cm; 1,57 cm; 1,66 cm; 2,02 cm; 2,06 cm; 2, 02cm; dan 2,06 cm.
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) kualitatif ekstrak kulit buah manggis
menggunakan etanol terhadap pertumbuhan V. cholera adalah 2 g/ml serta nilai
KHM kuantitatif berdasarkan uji Regresi linier didapatkan 0.33 g/ml. Dari uji One
Way Anova didapatkan perbedaan signifikan pada diameter zona hambat antara
kelompok perlakuan (p<0,05). Dengan uji Post Hoc dapat diketahui kelompok
konsentrasi ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol berbeda bermakna
dengan kelompok kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok
positif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
menggunakan etanol memiliki aktivitas antibakteri yang kuat dalam menghambat
pertumbuhan V. cholerae. Untuk ke depannya penulis menyarankan penelitian
mengenai isolasi zat aktif dari kulit buah manggis dan penelitian secara in vivo
aktivitas antibakteri.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]