dc.description.abstract | Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi
utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Suatu ekonomi dikatakan
mengalami pertumbuhan yang berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya
lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
Pembangunan dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu merata.
Kesenjangan antardaerah seringkali menjadi permasalahan yang serius. Beberapa
daerah dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, sementara beberapa daerah
lainnya mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah yang tidak mengalami
kemajuan yang sama disebabkan karena kurangnya sumber-sumber yang dimiliki;
adanya kecendrungan pemilik modal (investor) memilih daerah perkotaan atau daerah
yang memiliki fasilitas seperti prasarana perhubungan, jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, perbankan, asuransi juga tenaga terampil. Disamping itu juga adanya
ketimpangan redistribusi pembagian pendapatan dari Pemerintah Pusat atau Propinsi
kepada daerah seperti propinsi atau kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan mengetahui klasifikasi
pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur dan untuk
mengetahui berapa besar tingkat ketimpangan regional antar kabupaten dan antar
wilayah di kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember dan
Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2008. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu analisis Klassen Tipology, Indeks dari Jeffery G. Williamson dan Indeks
Ketimpangan Entropi Theil. Hasil analisis Klassen Tipology menunjukkan daerah/kabupaten wilayah maju
dan tumbuh cepat yaitu Kabupaten Gresik, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota
Mojokerto dan Kota Surabaya. Kabupaten yang maju tapi tertekan yaitu Kabupaten
Sidoarjo dan Kota Kediri. Daerah/kabupaten yang Sedang Tumbuh yaitu Kabupaten
Tulungagung, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kota Blitar, Kota
Pasuruan, Kota Mediun dan Kota Batu. Daerah/kabupaten tertinggal yaitu Kabupaten
Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten
Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuangi, Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Mediun,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Lamongan, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
Indeks Williamson maupun dengan indeks entropi Theil menunjukkan pada
periode pengamatan 2004–2008 terjadi kecenderungan peningkatan ketimpangan.
Ketimpangan ini salah satunya diakibatkan konsentrasi aktivitas ekonomi secara
spasial. | en_US |