PENGARUH KADAR SULFUR PADA AIR SUMUR TERHADAP EROSI GIGI PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO
Abstract
Erosi gigi adalah proses demineralisasi email oleh asam akibat proses
kelarutan. Proses kelarutan email yang terjadi akibat proses kelarutan garam dalam
larutan asam. Patogenesis awal erosi gigi hanya terjadi pada permukaan enamel,
selanjutnya lapisan enamel larut selapis demi selapis. Erosi gigi terjadi oleh karena
demineralisasi pada permukaan dengan penguraian prisma enamel perifer.
Letak Kabupaten Situbondo berada di sebelah selatan Selat Madura.
Kecamatan Asembagus merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Situbondo
yang terletak di wilayah yang dekat dengan laut. Masyarakat di Kecamatan
Asembagus mayoritas mengkonsumsi air minum yang berasal dari air sumur. Air
sumur merupakan air tanah yang kandungan mineral-mineral di dalamnya bervariasi
kadarnya sesuai dengan letak geografis sumber air tanah tersebut didapatkan. Air
sumur di dekat sungai memiliki kadar asam rendah, sebaliknya air sumur yang jauh
dari sungai memiliki konsentrasi asam amat pekat karena Sungai Banyu Putih -
Banyu Pahit yang berada di Asembagus merupakan jalur dari aliran sulfur Kawah
Ijen. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
kadar sulfur pada air sumur Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo terhadap
terjadinya erosi gigi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat observasional analitik dengan
pengambilan data secara cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni
sampai September 2011. Data erosi gigi dan pengambilan sampel air sumur dilakukan
di Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Sampel dipilih dengan metode
cluster random sampling dan didapatkan jumlah sampel keseluruhan sebesar 98. Sampel yang diperiksa adalah kepala keluarga yang menggunakan air sumur untuk
keperluan sehari-hari, termasuk diantaranya untuk minum tanpa dimasak. Sampel air
diambil dari sumur masing-masing rumah kepala keluarga tersebut, kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar sulfur dalam air sumur tersebut di Laboratorium
Kualitas Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi gigi pada masyarakat Kecamatan
Asembagus Kabupaten Situbondo adalah normal/ringan mempunyai nilai rata-rata
sebesar 0,70, sedangkan kadar sulfur pada sepuluh desa adalah 0,05 ppm yang masih
pada kadar maksimum yang diperbolehkan. Uji normalitas Shapiro-Wilk
menunjukkan p > 0,05 yaitu sebesar 0,9 (data berdistribusi normal), selanjutnya di
analisis menggunakan uji parametrik korelasi Pearson yang menunjukkan tingkat
signifikansi 0,490 (p <0,05) yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara kadar sulfur dengan erosi gigi. Kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
pengaruh kadar sulfur dalam air sumur terhadap erosi gigi pada masyarakat di
Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]