dc.description.abstract | Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk
datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk
kombinasi dari beberapa bentuk. Maka pada permukaan benda kerja hasil proses
milling didapat nilai kekasaran permukaannya. Kekasaran permukaan menjadi hal
yang penting dalam kualitas produk permesinan.
Permasalahan yang diteliti adalah untuk mengetahui variasi parameter
pemotongan seperti kecepatan potong, kecepatan makan, dan kedalaman makan
terhadap kekasaran permukaan baja St 37 pada proses milling horizontal. Serta
meramalkan setting parameter-parameter tersebut agar dihasilkan nilai kekasaran
yang baik. Metode yang dipakai untuk mencari pengaruh parameter potong terhadap
kekasaran permukaan adalah analisis regresi.
Dari hasil penelitian parameter pemotongan milling horizontal terhadap
kekasaran permukaan dapat diketahui nilai kekasaran permukaan paling rendah dan
nilai kekasaran permukaan paling tinggi. Nilai kekasaran paling rendah didapat dari
variabel kecepatan potong (v) 25 m/min, kecepatan makan (vf) 58 mm/min, dan kedalaman pemakanan (a) 0,6 mm dengan nilai kekasaran (Ra) sebesar 1,23 μm dan nilai kekasaran paling tinggi didapat dari variabel kecepatan potong (v) 40 m/min,
kecepatan makan (vf) 32 mm/min, dan kedalaman pemakanan (a) 0,2 mm dengan
nilai kekasaran (Ra) sebesar 0,71 μm. Nilai R square adalah 0.891 atau 89,1% Hal
ini menunjukkan bahwa prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 89,1%. Sedangkan sisanya 10,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. | en_US |