dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan belajar siswa dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah. Kesulitan-kesulitan tersebut meliputi kurang
dapat menuliskan kalimat matematika dari soal pemecahan masalah dan keterampilan
berhitung. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran soal-soal pemecahan masalah terutama pada operasi hitung campuran.
Oleh karena itu, dicoba untuk dilakukan perbaikan pembelajaran kooperatif soal
pemecahan masalah operasi hitung campuran dengan bantuan alat peraga manipulatif
pada siswa kelas II SDN Karang Kedawung 01. Penelitian ini diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan tentang bagaimana penerapan pembelajaran soal
pemecahan masalah operasi hitung campuran, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa
khususnya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah operasi hitung campuran.
Tujuan penelitian ini diharapkan nantinya siswa dapat mengembangkan kemampuan
berfikir siswa setelah diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah Polya dan
bantuan alat peraga manipulatif. Bagi guru, penelitian ini juga sebagai salah satu
alternatif untuk mengajarkan soal pemecahan masalah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 Februari-25 Maret 2010. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri
dari 2 pertemuan. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah metode
observasi dan metode tes. Data yang diambil dengan metode observasi adalah data aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kegiatan sharing kelompok sedangkan data yang
diambil dengan metode tes adalah data tentang skor ketuntasan belajar siswa. Data
yang telah diambil, dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pada siklus I kegiatan pembelajaran masih kurang berjalan dengan baik. Hal ini
dikarenakan masih ada sebagian siswa yang kurang terampil dalam menggunakan blok
Dienes dalam menyusun rencana/menuliskan kalimat matematika dan melaksanakan
rencana. Guru masih kurang menggali kemampuan siswa dengan pertanyaanpertanyaan
terbuka serta kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Untuk kegiatan sharing kelompok hanya ada satu kelompok yang tampak sangat aktif,
dan dua kelompok yang membutuhkan bimbingan lebih dari guru. Ketuntasan belajar
pada siklus I ini juga belum mencapai target yang ditetapkan yakni dengan 51,85%
yang seharusnya minimal mendapatkan 70,00%.
Kekurangan-kekurangan pada siklus I ini dapat diperbaiki pada siklus II.
Perbaikan yang dilakukan pada siklus II meliputi pembagian kelompok yang tepat,
mengingatkan konsep berhitung dengan menggunakan blok Dienes, menggali
kemampuan berfikir siswa, dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Dengan kegiatan perbaikan tersebut, hampir semua siswa dapat mengutak-atik blok
Dienes dalam menyusun kalimat matematika dan menyelesaikannya. Kegiatan sharing
kelompok dapat dilakukan oleh semua kelompok secara aktif. Ketuntasan belajar pada
siklus II telah mencapai target yang ditetapkan dengan perolehan persentase ketuntasan
belajar 70,37%. Secara umum ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan setelah
diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah Polya dan berbantuan alat peraga
manipulatif, akan tetapi persentase yang dicapai masih rendah. Setelah dilakukan
pengamatan dari beberapa siswa yang tidak tuntas belajarnya, maka dapat diketahui
ada beberapa siswa yang belum dapat membaca dengan baik dan belum terampil
dalam melakukan perhitungan matematika. Sehingga setiap materi berupa soal
pemecahan masalah akan lebih baik jika diajarkan dengan meningkatkan kemampuan
dasar siswa terlebih dahulu seperti membaca, menulis dan berhitung terutama untuk
kelas rendah. Kelemahan-kelemahan lain yang sering dilakukan siswa adalah kurang
dapat menuliskan kalimat matematika dengan benar, sehingga pengerjaanya pun juga
mengalami kesalahan. | en_US |