ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL (STUDI KASUS PADA PT. KERTAS LECES (PERSERO))
Abstract
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan
yang berkembang cukup pesat maka timbulah tanggung jawab untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan tidak terkecuali perusahaan yang dalam menjalankan
bisnisnya memanfaatkan sumber daya alam dan memiliki resiko terhadap
pencemaran lingkungan atau biasa dinamakan eksternalities. Besarnya dampak
Eksternalities ini terhadap kehidupan masyarakat yang menginginkan manfaat
perusahaan menyebabkan timbulnya keinginan untuk melakukan kontrol terhadap apa
yang dilakukan oleh perusahaan secara tersistematis sehingga dampak negatif dari
eksternalities ini tidak menjadi semakin besar. Dari hal semacam ini kemudian
mengilhami sebuah pemikiran untuk mengembangkan ilmu akuntansi yang bertujuan
untuk mengontrol tanggung jawab perusahaan. Adanya tuntunan ini maka akuntansi
bukan hanya merangkum informasi data keuangan antara pihak perusahaan dengan
pihak ketiga namun juga mengatasi hubungan dengan lingkungan. Ilmu akuntansi
yang mengatur proses pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan pelaporan
eksternalities tersebut disebut dengan Akuntansi lingkungan.
Didalam dunia bisnis dikenal akuntansi yang merupakan penyedia informasi
dan merupakan alat pertanggungjawaban manajemen yang disajikan dalam bentuk
laporan keuangan. Didalam akuntansi konvensional, informasi dalam laporan
keuangan merupakan hasil transaksi perusahaan dari pertukaran barang dan jasa
antara dua atau lebih entitas ekonomi. Pertukaran barang antara perusahaan dan
x
lingkungan sosialnya menjadi cenderung diabaikan akibat dari perlakukan akuntansi
tersebut yang menyebabkan pengguna laporan keuangan memperoleh informasi yang
kurang lengkap terutama mengenai hal hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Peneltian ini dirancang untuk membuat acuan pelaporan akuntansi lingkungan
baku pada setiap golongan industri yang dalam aktivitasnya menggunakan sumber
daya alam dan berpotensi menghasilkan limbah dengan menyesuaikan dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku di indonesia, karena pada saat ini
pelaporan mengenai akuntansi lingkungan masih bersifat voluntary dan sudah tidak
sesuai dengan perkembangan jaman, pencatatan akuntansi yang bersifat timbal balik
sangat diperlukan terutama yang berhubungan dengan lingkungan karena dengan
begitu maka biaya-biaya yang tercatat bersifat lebih riil, dalam akuntansi
konvensional tidak mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu produk sebelum proses produksi (misal: biaya desain produk),
biaya yang mungkin timbul dan mungkin tidak terjadi dalam suatu perusahaan dan
dibebankan contingent liabilities cost (misal: biaya cadangan untuk kompensasi
kecelakaan yang mungkin terjadi), image and relationship cost adalah biaya yang
dipengaruhi persepsi manajemen, pelanggan, tenaga kerja, publik, dan lembaga
pemerintah tentang kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan bersifat
subyektif (contoh: pelaporan biaya lingkungan secara sukarela oleh perusahaan).
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu BUMN yaitu PT.Kertas
Leces (Persero), peneliti tidak menemukan akun-akun yang berhubungan dengan
akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan tetapi pada kenyataannya perusahaan
mempunyai fasilitas yang memadai dalam pengelolaan lingkungan khususnya
penanganan limbah, pelaporan mengenai akuntansi lingkungan pada perusahaan
disajikan sangat minim sekali melalui laporan PKBL (Program Kemiteraan dan Bina
Lingkungan) dan kurang mencerminkan tanggung jawab sosial perusahaan.