dc.description.abstract | Hipotesis netralitas uang yang dikemukakan oleh kaum klasik menyatakan adanya sebuah classical dichotomy jangka panjang dalam siklus bisnis suatu
perekonomian negara. Konsekuensi atas keberadaan hipotesis tersebut membuat pengendalian jumlah uang beredar yang digunakan oleh otoritas moneter untuk merangsang aktivitas riil menjadi tidak efektif. Di sisi lain penolakan hipotesis
netralitas uang oleh Keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek uang dan harga bersifat rigid sehingga masih mampu mempengaruhi aktivitas dalam siklus bisnis secara riil. Terlepas dari perdebatan kedua teori tersebut sebelumnya maka jumlah uang beredar merupakan komponen penting dalam kelangsungan siklus bisnis suatu negara.
Siklus bisnis merupakan suatu manifesto perekonomian yang memuat interaksi keseluruhan sektor di dalamnya. Jumlah uang beredar sebagai instrumen kebijakan moneter untuk mempengaruhi sektor riil harus diperhitungkan perkembangannya. Multiplayer effect yang dihasilkan dari perubahan jumlah uang beredar akan membawa perekonomian baik ke titik stabilitas perekonomian maupun
titik koreksi tajam ketika jumlah uang beredar tidak sesuai dengan kebutuhan ekonomi. Oleh karena itu analisis lebih lanjut mengenai uang dan siklus bisnis
penting untuk dilakukan. Secara spesifik tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh uang terhadap siklus bisnis di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM). Berdasarkan simulasi model ekonomi dengan menggunakan ECM dihasilkan model yang terbaik untuk mengestimasi siklus bisnis di Indonesia yang di-proxy dengan GDP adalah model dengan variabel independen jumlah uang beredar M2 dan
suku bunga SBI. Analisis jangka pendek menyatakan bahwa variabel jumlah uang beredar M2 berpengaruh tidak signifikan terhadap siklus bisnis di Indonesia, namun yang memberikan pengaruh dan signifikan adalah variabel suku bunga SBI. Dalam
jangka panjang variabel jumlah uang beredar M2 memiliki pengaruh positif dan signifikan, sebaliknya variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap siklus bisnis di Indonesia. Sedangkan uji stabilitas cusum, cusum Q dan recursive residual model menyatakan bahwa pergerakan siklus bisnis selama tahun 1998.I-2010.III adalah stabil. Berdasarkan hasil estimasi dan uji stabilitas disimpulkan bahwa siklus bisnis di Indonesia terdapat netralitas uang jangka pendek dan non-netralitas uang jangka panjang. Implikasi kebijakan dan teoritis-empiris dari penelitian ini menunjukkan masih efektifnya jumlah uang beredar dalam merangsang aggregate
demand dalam siklus bisnis. Kenyataan ini membawa pemahaman yang komperehensif pada upaya untuk tidak dialihkannya jumlah uang beredar M2 ke instrumen kebijakan lain. Meski demikian penggunaan jumlah uang beredar M2 harus tetap diamati dengan cermat perkembangannya agar tidak menimbulkan ekspektasi inflasi dan harus disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian | en_US |