BIOSENSOR GLUKOSA SECARA AMPEROMETRI BERBASIS IMMOBILISASI GLUKOSA OKSIDASE (GOx) DALAM MEMBRAN POLI(3-AMINOPHENOL) DI PERMUKAAN ELEKTRODA KERJA PASTA KARBON (CP)-FERROCENE (Fc)
Abstract
Penelitian dan pengembangan biosensor dewasa ini masih terus aktif, salah
satunya adalah biosensor glukosa. Biosensor glukosa yang memanfaatkan oksigen
(O
) sebagai mediator transfer elektron dari enzim ke elektroda dan reaksi oksidasi
glukosa oleh glukosa oksidase (GOx) menjadi glukonolakton dan H
2
masih
memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut adalah jika molekul H
2
O
yang terbentuk
jtidak dioksidasi lebih lanjut pada potensial +0,9 V vs SCE akan mendeaktivasi GOx
dan hal ini tidak diinginkan terjadi. Usaha untuk mengoksidasi H
2
2
O
pada potensial
+0,9 V vs SCE memiliki kelemahan, karena biomolekul yang biasanya ada bersama
glukosa seperti asam urat dan asam askorbat akan ikut teroksidasi sehingga
mengganggu respon biosensor. Oleh sebab itu, diperlukan mediator transfer elektron
lain untuk menggantikan O
2
.
Nakabayashi et al, 1998 berhasil menggunakan Ferrocene (Fc) yang
merupakan mediator transfer elektron buatan untuk menggantikan O
. Penggunaan
Fc sebagai pengganti O
tidak terbentuk selama proses sensing
biosensor glukosa. Pada penelitian ini glukosa oksidase (GOx) akan di entrapment
(dijebak) dalam membran poli(3-aminophenol) (PAPO) pada permukaan elektroda
pasta karbon (CP). CP dalam hal ini sebelumnya telah dicampur secara homogen dengan ferrocene (Fc), sehingga biosensor glukosa yang diperoleh disebut sebagai
Fc,CP/GOx/PAPO. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah optimum Fc,
lama perendaman optimum elektroda CP yang akan digunakan, dan karakteristik
biosensor glukosa.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Fisik
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jember. Secara umum penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama
pembuatan elektroda pasta karbon (CP). Tahap kedua pembuatan membran poli(3aminophenol)
(PAPO) secara elektropolimerisasi dengan voltametri siklik, dan
entrapment glukosa oksidase (GOx) dalam membran PAPO. Tahap ketiga
karakterisasi biosensor glukosa Fc,CP/GOx/PAPO yang diperoleh, meliputi
penentuan daerah linier, limit deteksi, sensitivitas, reprodusibilitas, dan lifetime-nya.
Optimasi dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum komposisi dan
parameter pengukuran biosensor glukosa FC,CP/GOx/PAPO. Ada dua macam
optimasi yang dilakukan yaitu, penentuan jumlah optimum Fc, dan lama perendaman
optimum elektroda kerja pasta karbon dalam larutan GOx.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah biosensor glukosa
Fc,CP/GOx/PAPO dengan kondisi optimum pengukuran antara lain potensial
oksidasi optimum Fc di 744 mV, jumlah optimum Fc 5 mg, lama perendaman
optimum elektroda CP 1,5 jam, dan nilai Km GOx terimmobilisasi 10,9 mM dan
Vmaks 35,7 A.s
-1
. Hasil karakterisasi biosensor glukosa Fc,CP/GOx/PAPO diperoleh
daerah linier: 0,25; 1; 2; 3; dan 4 mM, koefisien korelasi 0,996, limit deteksi
0,24 mM, sensitivitas 16,9 mM
-1
, reprodusibilitas yang baik dengan %Kv kurang dari
5%, dan memiliki lifetime satu hari.