dc.description.abstract | Pembelajaran yang masih bersifat konvensional merupakan salah satu
penyebab rendahnya mutu pendidikan matematika.Pembelajaran secara konvensional
dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan, dan merusak
minat siswa. Kondisi seperti ini juga dialami di SDN Tegalsari 01 Ambulu yang
memiliki tingkat kemampuan prestasi belajar yang berbeda-beda. Aktivitas dan hasil
belajar siswa masih tergolong rendah atau bisa dikatakan masih dibawah SKM.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan pengalaman melalui model dan teknik
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui
teknik tari bambu. Pembelajaran kooperatif melalui teknik tari bambu merupakan
proses pembelajaran yang melibatkan guru dalam menjelaskan konsep matematika
keliling maupun luas persegi dan persegi panjang dan melatih siswa saling bertukar
informasi serta bekerja sama bersama pasangannya dengan cara berdiri di sela-sela
bangku.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan keliling dan luas bangun datar
menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui teknik tari bambu; (2) untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika pokok bahasan keliling dan luas bangun datar
menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui teknik tari bambu. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Tegalsari 01 Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember yang terdiri dari 32 siswa dengan komposisi 18 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Tahapan penelitian pada suatu siklus yang meliputi
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
(reflection). Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi.
Pengambilan data dimulai tanggal 15 April 2011 sampai 30 April 2011
dengan subyek penelitian siswa kelas III SDN Tegalsari 01. Dalam pembelajaran
kooperatif melalui teknik tari bambu ini siswa bertukar posisi antara teman yang satu
dengan teman yang lainnya, dan pergerakan siswa inilah yang diibaratkan sebagai
gerakan tari bambu yang popular di Filiphina. Data yang dikumpulkan berupa
aktivitas siswa yang meliputi perhatian terhadap pelajaran, bertanya/menjawab,
diskusi/kerjasama, dan mengerjakan tugas serta tes individu. Pada siklus I, aktivitas
siswa berturut-turut mencapai 66,67%; 71,17%; 72,91%; 63,19% dan pada siklus II
mencapai 79,51%; 82,62%; 88,89%; 74,99%. Dari analisa data tersebut tampak
bahwa aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat. Sedangkan ketuntasan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II berturut-turut mencapai 45,83% dan 78,13%.
Pada siklus I belum mengalami ketuntasan secara klasikal sehingga dilanjutkan pada
siklus II dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa sudah secara klasikal.
Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa siklus II telah mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif melalui teknik tari bambu dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pokok bahasan keliling dan luas bangun datar pada
siswa kelas III SDN Tegalsari 01 tahun ajaran 2010/2011. | en_US |