dc.description.abstract | Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia
dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Menurut hasil survei kesehatan gigi
dan mulut di Jatim tahun 1995, penyakit periodontal terjadi pada 459 orang diantara
1000 penduduk dan lebih banyak di pedesaan daripada perkotaan. Di Indonesia
penyakit periodontal menduduki urutan ke dua utama yang masih merupakan masalah
di masyarakat. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) adalah bakteri gram negatif
anaerobik yang merupakan etiologi utama pada perkembangan dan peningkatan
periodontitis, khususnya pada periodontitis kronis.
Penyakit periodontal ini bisa dicegah dengan cara mengurangi timbulnya plak
pada gigi, salah satunya adalah dengan menggunakan obat kumur. Pembuatan obat
kumur ini bisa dengan menggunakan tumbuhan tradisional yaitu daun sirih merah dan
daun sirih hijau. Kedua daun sirih tersebut diketahui memiliki efek antibakteri
terhadap beberapa jenis bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan efektifitas antibakteri antara ekstrak daun sirih merah (piper crocatum) dan
ekstrak daun sirih hijau (piper betle l) terhadap P. gingivalis.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post test only control group design yang dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
Laboratorium MIPA Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode difusi
sumuran dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kelompok pertama yang diberi ekstrak daun sirih merah, kelompok kedua diberi
ekstrak daun sirih hijau, dan kelompok ketiga diberi aquadest steril. Kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
ix
o
C. Setelah itu dilakukan pengukuran diameter
zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengamatan tersebut
kemudian dilakukan uji analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov, serta uji homogenitas Levene test. Setelah itu dilanjutkan
dengan uji One Way Anova dan uji Tukey HSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat pada
ekstrak daun sirih hijau adalah paling besar dengan rata-rata diameternya 22,5613
mm dan standard deviasinya 2,80705. Sedangkan rata-rata diameter zona hambat
ekstrak daun sirih merah lebih kecil dari pada ekstrak daun sirih hijau dan lebih besar
dari pada aquadest. Berdasarkan hasil uji One Way Anova, rata-rata diameter zona
hambat pada ekstrak daun sirih merah, ekstrak daun sirih hijau, dan aquadest adalah
berbeda secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih hijau memiliki efektifitas antibakteri
yang lebih besar daripada ekstrak daun sirih merah terhadap P. gingivalis. | en_US |