PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLED SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN BERKARBONASI
Abstract
Minuman berkarbonasi adalah minuman yang secara umum terdiri dari air,
karbon dioksida, serta larutan gula atau simple syrup. Minuman berkarbonasi bersifat
asam dengan pH berkisar antara 3.2-3.7 sehingga dapat menyebabkan masalah pada
tulang, gigi, dan bahan restorasi terutama bahan resin komposit. keasaman pada
minuman berkarbonasi disebabkan oleh kandungan senyawa H
dan dapat
menyebabkan erosi pada permukaan bahan resin komposit melalui reaksi degradasi
pada matriks resin.
2
Kemajuan teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup (life style) pada
masyarakat yang lebih cenderung memilih mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bersifat praktis, murah dan mudah di dapat. Hal ini dapat menyebabkan
peningkatan jumlah konsumsi minuman berkarbonasi sehingga dapat menyebabkan
perubahan kekasaran pada permukaan resin komposit.
Kekasaran permukaan resin komposit sangatlah penting untuk diperhatikan
karena kekasaran permukaan erat kaitannya dengan retensi plak yang dapat
menginduksi terjadinya inflamasi gingiva dan dapat memicu terjadinya karies.
Peningkatan kekasaran permukaan resin komposit dapat menyebabkan warna resin
komposit menjadi buram karena sinar yang direfleksikan menjadi berkurang. Selain
itu, peningkatan kekasaran permukaan resin komposit akibat dari degradasi pada
matriks dapat menyebabkan kebocoran tepi pada tumpatan. Tujuan penelitian ini
CO
3
adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kekasaran permukaan resin komposit
setelah direndam dalam minuman berkarbonasi.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian pretest posttest dengan kelompok kontrol (Pretest-Posttest With Control
Group). Spesimen resin komposit berbentuk lingkaran dengan diameter 5 mm dan
tinggi 2 mm. Sebanyak 12 spesimen dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 spesimen resin komposit, kemudian direndam dalam
kelompok I, kelompok II, dan kelompok III. Tiap larutan pada masing-masing
kelompok di ukur pHnya dengan pH meter. Sebelum perendaman dilakukan
pengukuran kekasaran permukaan awal dengan Surface roughness analyser (SRA)
dan pengamatan permukaan awal resin komposit dengan Scanning Electron
Micrograph (SEM). Perendaman dilakukan selama 19 hari yang setara dengan 5
tahun pemakaian dengan menggunakan tabung reaksi dan larutan tiap kelompok
diganti setiap hari. Spesimen kemudian dibilas dengan air hangat (suam-suam kuku),
dikeringkan dengan chip blower dan kertas tisu kemudian dilakukan pengukuran
kekasaran permukaan akhir dengan SRA dan pengamatan permukaan akhir dengan
SEM.
Data penelitian dianalisis, secara deskripsi menunjukkan bahwa perubahan
kekasaran terbesar terjadi pada kelompok II dengan pH 3.1 sebesar 0.99 µm dan
perubahan kekasaran terkecil pada kelompok III dengan pH 3.9 sebesar 0.77.
Pengamatam SEM menunjukkan permukaan yang terdegradasi terjadi pada semua
kelompok perlakuan walaupun hasil uji statistik ANAVA satu arah tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman dalam
minuman berkarbonasi dapat menyebabkan perubahan permukaan menjadi lebih
kasar melalui reaksi degradasi pada matriks resin komposit
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]