EFEK VARIASI BAHAN ELEKTRODA SERTA VARIASI JARAKANTAR ELEKTRODA TERHADAP KELISTRIKAN YANG DIHASILKAN OLEH LIMBAH BUAH JERUK (Citrus sp.)
Abstract
Kebutuhan akan sumber energi saat ini sedang dicari. Masalah – masalah
tersebut diharapkan akan dapat dicarikan solusinya melalui pemanfaatan energi
alternatif yang berasal dari bahan- bahan yang tersedia dan belum dimanfaatkan
secara lebih luas. Energi alternatif tersebut selain merupakan energi yang ramah
lingkungan merupakan energi yang dapat diperbaharui melalui pemanfaatan limbah
organik seperti buah- buahan. Beberapa hasil penelitian telah menemukan bahwa
beberapa jenis buah dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Bahan organik yang dimanfaatkan adalah asam sitrat (C6H8O7)
buah-buahan, terutama buah lemon yang memiliki kandungan asam sitrat paling
banyak dibandingkan buah lain. Pada dasarnya suatu larutan asam dapat
menghantarkan elektron dan menghasilkan arus listrik. Dari uraian tersebut
pemanfaatan asam sitrat yang terdapat pada buah sebagai salah satu komponen biobateraidapatdigunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kelistrikan yang ditimbulkan
oleh variasi bahan elektroda yang terdapat pada limbah buah jeruk. Penelitian
tersebut dapat memberi gambaran terhadap masyarakat terutama petani jeruk tentang
pemanfaatan limbah jeruk yang awalnya limbah tersebut dibuang akan tetapi dengan
adanya percobaan ini limbah dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik.khususnya dipergunakan sebagai bio-baterai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi yaitu variasi
bahan elekrtoda seperti tembaga (Cu), alumunium (Al), besi (Fe), timah (Pb) dan
kuningan. Variasi jarak mulai dengan 2cm, 4cm, 6cm, 8cm dan 10cm serta variasi
hambatan mulai 1kΩ, 10kΩ, 100kΩ,1MΩ, 10MΩ dengan menggunakan 3 parameter
pengukuran yaitu pengukuran arus dan tegangan bio-baterai tunggal, pengukuran biobaterai
secara seri paralel serta pengukuran tegangan dan lama nyala LED pada
rangkaian seri paralel.
Pada hasil didapatkan bahwa dari berbagai variasi tersebut memberikan efek
tentang nilai arus dan tegangan yang dihasilkan. Begitu juga dengan lama nyala LED
yang dihasilkan dari berbagai macam bahan elektroda. Secara umum dapat diambil
kesimpulan bahwa pengukuran bio-baterai tunggal menunjukkan bahwa bahan
elektroda mempengaruhi nilai arus dan tegangan yang dihasilkan dimana untuk
pasangan Cu-Fe pada hambatan dan jarak yang sama menghasilkan tegangan yang
lebih tinggi yaitu sebesar 0,315mA dan 0,3volt dibandingkan dengan elektroda
lainnya seperti Al - Kuningan, Cu - Pb, Kuningan - Cu, Cu - Al. Begitu juga dengan
variasi jarak, dimana semakin besar jarak maka nilai arus dan tegangan akan semakin
kecil. Pengukuran kelistrikan yang kedua yaitu dengan menghubungkan rangkaian
bio-baterai secara seri dan paralel dimana hasil yang diperoleh untuk nilai arus dan
tegangan semakin besar dibandingkan dengan pengukuran yang pertama yaitu untuk
elektroda Cu - Fe sebesar 1,73volt dan 1,11mA begitu juga dengan elektroda lainnya.
Pengukuran yang ketiga yaitu pengukuran tegangan bio-baterai dan lama waktu nyala
LED pada bio-baterai yang dirangkai secara seri dan paralel diperoleh hasil bahwa
pasangan elektroda Cu-Fe menghasilkan tegangan yang paling tinggi dan nyala LED
paling lama yaitu sebesar 1,58volt dan menyala selama 18,14 jam.