ETOS KERJA WANITA PENJUAL JAMU KELILING DI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive area, yaitu Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. Penentuan subjek menggunakan metode purposive dengan
dengan kriteria: memiliki suami bekerja dengan tanggungan anak sekolah, memiliki
suami bekerja tanpa tanggungan anak sekolah, janda dengan tanggungan anak
sekolah, dan bekerja sebagai penjual jamu keliling selama lebih dari sepuluh tahun.
Peneliti menggunakan sumber data primer dan sekunder. Metode yang peneliti
gunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dan
dokumen. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menelaah seluruh data,
mereduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, mengkategorikan data,
menentukan keabsahan data, dan menafsirkan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan subjek, yakni wanita penjual
jamu keliling di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dalam menjalankan aktivitas
pekerjaannya memiliki etos kerja, antara lain: kerja keras, tanggung jawab, mandiri,
hemat, dan berorientasi ke depan. Etos kerja keras subjek terlihat dari ketekunan,
keuletan, dan pantang menyerah dalam bekerja. Tanggung jawab subjek tampak dari
adanya komitmen dari dalam diri untuk nedho nerima lan rambana, menjaga kualitas
produk, dan tepat waktu dalam bekerja. Sementara itu, etos kerja mandiri subjek
terlihat dari kemandirian dalam bekerja, mampu menopang ekonomi keluarga, dan
berani mengambil keputusan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Pola hidup
hemat subjek mengarah pada dua aspek, yakni hemat dalam mengelola pendapatan
dan hemat dalam berproduksi. Sedangkan sikap berorientasi ke depan subjek terlihat
dari adanya harapan untuk mengembangkan usaha dan memberikan pendidikan yang
tinggi bagi anak.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan subjek yang berstatus janda
memiliki etos kerja keras dan kemandirian yang lebih tinggi dibandingkan subjek
yang berstatus memiliki suami. Subjek yang berstatus janda memiliki alokasi waktu
kerja lebih tinggi, yaitu 12 – 14 jam perhari, sedangkan subjek yang berstatus
memiliki suami memiliki alokasi waktu kerja 9 – 10 jam per hari. Kemandirian
subjek yang berstatus janda juga tidak kalah tinggi dengan mereka yang berstatus
memiliki suami. Terbukti sebagai janda mereka tidak hanya mampu bekerja sendiri,
tetapi juga mampu menopang ekonomi keluarga dan berani mengambil keputusan
dalam memenuhi kebutuhan keluarga.