PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Abstract
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.
Hal ini tentu saja membantu proses pembangunan disemua aspek kehidupan bangsa,
salah satu aspek yang mendukung dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah meningkatnya kualitas pendidikan bagi masyarakat. Peningkatan
kualitas pendidikan, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar mengajar sebagai
kegiatan paling utama di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan bentuk
pendidikan pada mata pelajaran matematika yang diimplementasikan pada jenjang
pendidikan dasar hingga menengah, yaitu salah satu bentuk pendidikan yang
menggunakan matematika sebagai wahana pendidikan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Apabila kita mengamati secara cermat, proses pembelajaran matematika
dikelas pada umumnya guru sebagai sumber utama belajar sehingga siswa cenderung
berperan pasif dalam pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, maka akan
dikembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang
didasarkan pada suatu anggapan bahwa anak membangun sendiri pengetahuan diluar
dirinya yang berdasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya sehingga siswa lebih
aktif, kreatif, dan produktif dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang
dimaksud meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa (LKS), buku guru, buku siswa, dan THB. Materi bangun ruang sisi datar
merupakan salah satu materi yang diberikan di kelas VIII SMP dalam kurikulum
KTSP. Materi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini terbatas pada materi
bangun ruang sisi datar sub pokok bahasan kubus dan balok. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil
pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivis
pada sub pokok bahasan kubus dan balok untuk siswa SMP kelas VIII.
Proses pengembangan yang dilakukan mengikuti 3 tahapan pengembangan
model perancangan pendidikan dari Thiagarajan yang terdiri dari tahap pendefinisian,
tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Tahap pendefinisian bertujuan untuk
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan
menganalisis tujuan dan batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini
meliputi 5 langkah pokok yaitu analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi,
analisis tugas dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Selanjutnya adalah tahap
perencanaan yang bertujuan merancang perangkat pembelajaran sehingga diperoleh
prototipe. Pada tahap ini terdapat empat kegiatan desain yaitu penyusunan tes,
pemilihan media, pemilihan format, dan desain awal. Tahap selanjutnya adalah tahap
pengembangan, tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan draft perangkat
pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli dan data yang
diperoleh dari uji coba lapangan. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli
dan uji coba lapangan. Dalam penelitian ini analisa yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif, dengan metode penelitian yaitu validasi, observasi, angket, tes.
Perangkat di uji cobakan pada siswa kelas VIIIB di SMP Negeri 2 Jenggawah dengan
jumlah 37 siswa.
Perangkat pembelajaran dikatagorikan baik apabila perangkat pembelajaran
telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Uji kevalidan perangkat
pembelajaran diperoleh melalui validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP,
LKS, buku guru, buku siswa, dan THB) oleh 3 ahli. Berdasarkan hasil penilaian
secara umum para ahli terhadap perangkat pembelajaran adalah baik dan dapat
digunakan dengan revisi kecil, Hasil uji kevalidan, perangkat pembelajaran
matematika dengan pendekatan konstruktivis telah mencapai kriteria kevalidan
dengan koefisien validitas untuk silabus sebesar 0,854; RPP sebesar 0,921; buku guru sebesar 0,912; buku siswa sebesar 0,893; LKS sebesar 0,914; THB sebesar 0,846.
Sehingga kategori validitas untuk keenam perangkat tersebut adalah sangat tinggi.
Dari hasil uji kepraktisan, diperoleh bahwa persentase aktivitas guru pada
pertemuan pertama sampai pertemuan keenam, berturut-turut adalah 83,33%,
80,95%, 95,24%, 88,10%, 92,86%, 90,48%. sehingga rata-rata aktivitas guru
diperoleh 88,49%. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika
dengan pendekatan konstruktivis telah memenuhi kriteria kepraktisan dan guru dapat
dikatakan telah mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
Dari hasil uji efektifitas, perangkat pembelajaran matematika dengan
pendekatan konstruktivis telah memenuhi kriteria keefektifan. Persentase aktivitas
siswa pada pertemuan pertama sampai keenam berturut-turut adalah 91,03%, 93,59%,
94,88%, 92,31%, 96,16%, 92,31%, sehingga rata-rata aktivitas siswa diperoleh
93,38%. Hal ini menunjukkan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika dengan pendekatan konstruktivis. Dari hasil analisis tes hasil belajar
diperoleh bahwa 81,1% (30 siswa dari 37 siswa) siswa mencapai skor lebih dari 60
dengan kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi, hal ini menunjukkan siswa mampu
memahami materi yang disampaikan guru dengan menggunakan pendekatan
konstruktivis. Tes hasil belajar secara umum telah dikategorikan valid dan reliabel.
Dan dari analisis angket respon siswa diperoleh bahwa lebih dari atau sama dengan
81,1% siswa memberikan respon positif terhadap tiap-tiap indikator yang ditanyakan
dalam angket respon siswa, hal ini menunjukkan siswa setuju dan merasa senang
dengan penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivis.
Berdasarkan seluruh hasil analisis data, perangkat pembelajaran matematika
dengan pendekatan konstruktivis pada sub pokok bahasan kubus dan balok yang
dihasilkan telah memenuhi kriteria-kriteria kualitas perangkat pembelajaran.
Sehingga perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh guru tingkat SMP
kelas VIII untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika pada sub pokok
bahasan kubus dan balok.