PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR TAMAN NASIONAL MERU BETIRI
Abstract
ndonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia
yang menduduki urutan kedua setelah Brazil yang memiliki keanekaragaman hayati
terkaya di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai gudang tumbuhan obat (herbal)
sehingga negara ini mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan
obat dimiliki Indonesia, baru sekitar 1.200 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan
dan diteliti sebagai obat tradisional.
Keberadaan Taman Nasional sangat besar sekali manfaatnya bagi masyarakat
di sekitar kawasan. Banyak diantara mereka mengambil hasil hutan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara menjual hasil hutan bahkan ada sebagian
penduduk yang menjadikan sebagai pekerjaan pokok. Sebagian besar masyarakat
lokal yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Meru Betiri pada umumnya
mereka mempunyai kemampuan, pengalaman hidup dan kebudayaan yang
dikembangkan secara turun-temurun. Tidak semua masyarakat di lokasi penelitian
memiliki tingkat pengetahuan yang sama dalam memanfaatkan tumbuhan obat. Baik
dalam penggunaan tumbuhan obat tradisional yang berbeda maupun cara
pemanfaatannya. Satu daerah dengan daerah lain kemungkinan memiliki
keberagaman dalam penggunaan dan cara memanfaatkan tumbuhan obat yang ada di
sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Metode penelitian yang dilakukan dengan cara observasi lapangan dan
wawancara semi-structured dengan masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan
sebagai pengobatan tradisional dengan menggunakan tipe pertanyaan open-ended.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat di sekitar Taman Nasional Meru Betiri sebagai obat tradisional,mengetahui cara penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional, dan mengetahui
tumbuhan apa saja yang berpotensi untuk dilakukan uji bioaktivitas yang lebih
mendalam.
Pada penelitian ini terinventarisir 157 spesies tumbuhan, 3 spesies hewan, dan
11 bahan mineral yang digunakan sebagai obat tradisional dan 68 jenis penyakit
dalam 23 kategori penyakit yang diobati dengan menggunakan obat tradisional oleh
masyarakat di sekitar Taman Nasional Meru Betiri. Didapatkan juga 209 resep
tradisional yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Bahan obat dapat dipakai secara
tunggal maupun dibuat ramuan untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Dari tabel
Use Value kunyit (Curcuma domectica Val) mempunyai persentase tinggi (60%),
temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) (51%), daun sirih (Piper betle L.) (48%), Jahe
(Zingiber officinale Roscoe) (45%).
Berdasarkan Informant Concencus Factor dan Use Value, terdapat 11 spesies
tumbuhan untuk mengobati 10 jenis penyakit yang berpotensi untuk dilakukan uji
bioaktivitas lebih mendalam dari masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri.
Spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati jenis penyakit: kunyit (Curcuma
domectica Val) untuk pengobatan diare, Temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) untuk
pengobatan liver, pegel linu dan maagh, Sirih (Piper betle L.) untuk pengobatan
melepaskan tali pusar dan bau badan, Jahe (Zingiber officinale Roscoe.) untuk
pengobatan asam urat, pegel linu dan penambah stamina, Kencur (Kaempferia
galanga L.) untuk pengobatan pegel linu, Meniran (Phyllanthus niruri L) untuk
pengobatan asam urat, Lempuyang (Zingiber zerumbet) untuk penambah stamina,
Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) untuk penambah stamina, Jambu Biji (Psidium
guajava) untuk pengobatan diare, Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi Linn.) untuk
pengobatan batuk (Dewasa), Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) untuk
pengobatan gatal-gatal.