dc.description.abstract | Selama ini, siswa SMK belajar matematika karena "terpaksa". Tuntutan
kurikulum yang ada serta peran guru matematika SMK selama ini belum mampu
meyakinkan Secara nyata bahwa matematika perlu dikuasai oleh siswa, baik
sebagai alat untuk berfikir (logika) maupun sebagai alat menyelesaikan masalah
kejuiuan secara praktis (sederhana). Satu hal penting dalam upaya ini adalah
minunjukkan secara nyata dan sederhana bahwa konsep-konsep matematika dapat
diaplikasikan dalam banyak persoalan kejuruan, terutama dalam hal hitung
menghitung.
Desain model pembelajaran matematika berorientasi vocational skill
dikembangkan guna memenuhi adanya tuntutan (kebutuhan) untuk menciptakan
kebermaknaan kepada diri siswa SMK bahwa belajar matematika sebagai mata
pelajaran kelompok adaptif sangat membantu dalam memahami dan menguasai
mata pelajaran kejuruan (produktif). Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut
dilaksanakan secara terintegrasi, mulai dari desain pembelajaran, alat peraga,
pembentukan kelompok, sampai pada presentasi siswa di kelas. Dengan demikian,
siswa SMK akan termotivasi belajar matematika dan menguasainya dengan
perasaan senang dan tidak ada paksaan.
Model pernbelajaran matematika berorientasi pada vocational .skill yang
dikembangkan, meliputi 4 aspek, yaitu : (l) melibatkan aspek psikomotorik, (2)
materi (konsep) matematika terkait langsung dengan masalah kejuruan, (3)
pembentukan konsepsi matematika siswa diperoleh melalui simulq! alat-.a.l1t
kejuruan, dan (4) aplikasi atau terapan matematika yang dikerjakan S-rswa tidak
verbal. Empat aspek tersebut, selanjutnya diterjemahkan dalam strategi
pembelajaran, yaitu pembelajaran kontekstual berbasis masalah kej uruan.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (developmental research).
Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk, yang proses
pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya
dievaluasi. Dalam penelitian ini yang dikembangkan berupa model pembelajaran,
perangkat pembelajaran, dan instrumen-instrumen yang diperlukan. Secara
operasional, proses pengembangan mengacu pada modifikasi model
pengembangan Plomp, dengan memperhatikan aspek kualitas produk yang
ditetapkan oleh Nieveen, yaitu aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek
keefektifan. Adapun fase-fase pengembangaq model Plomp dalam penelitian ini
adalah : (1) fase investigasi awal, (2) fase perancangan, (3) fase realisasi, (4) fase
tes, evaluasi, dan revisi.
llt | en_US |