Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun Ajaran 2012/2013); Tomi Utomo; 080210193043
Abstract
Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model pembelajaran
pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep
pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran
dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif karena berpikir kreatif merupakan suatu proses yang
digunakan ketika mendatangkan (memunculkan) suatu ide baru dengan
menggabungkan ide-ide yang sebelumnya dilakukan.
Hasil wawancara dengan siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbermalang tentang
proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran biologi
menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Siswa hanya
dituntut menghafal atau memecahkan soal tertulis saja, hal tersebut tidak akan bisa
mengembangkan kreativitas siswa. Diharapkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mempelajari biologi, sehingga siswa dapat
memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. .
Penelitian ini merupakan penelitian quasi ekperimental dimana strategi
pembelajaran Problem Based Learning diterapkan pada kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen dan strategi pembelajaran secara konvensional diterapkan di kelas VIII D
sebagai kelas kontrol. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Problem
Based Learning memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pemahaman
konsep siswa. Penolakan H0 menunjukkan perlakuan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol memberikan pengaruh yang berbeda. Dari hasil uji LSD menunjukkan
beda rerata nilai kelas eksperimen terhadap kelas kontrol bernilai positif 15,997.
dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 (P = < 0,05). Selain dilihat dari hasil post-test
yang diperoleh, jika dibandingkan antara nilai pre-test dan post-test ternyata
keduanya menunjukkan selisih yang nyata diantara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, yaitu sebesar 21,36 untuk kelas eksperimen dan sebesar 12,57 untuk kelas
kontrol.
Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan rumus kriteria berpikir kreatif. Hasil análisis menunjukkan bahwa pada
kelas ekperimen tidak terdapat 0 (0%) siswa yang masuk dalam kriteria tidak kreatif
(TK), sedangkan pada kelas kontrol terdapat 2 (5,4%) siswa. Pada kriteria kurang
kreatif (KK) terdapat 7 (18%) siswa pada kelas ekperimen yang masuk didalamnya,
sedangkan pada kelas kontrol terdapat 16 (43,2%) siswa. Pada kriteria berikutnya,
yaitu kriteria cukup kreatif (CK) terdapat 20 (53,7%) siswa pada kelas eksperimen
yang masuk didalamnya, sedangkan pada kelas kontrol 14 (37,8%) siswa. Pada
kriteria Kreatif (K), terdapat 10 (27%) siswa pada kelas ekperimen yang masuk
didalamnya, sedangkan pada kelas kontrol 5 (13,5,2%) siswa. Kriteria yang terakhir
adalah kriteria sangat kreatif (SK), pada kriteria ini baik kelas ekperimen ataupun
kelas kontrol tidak ada siswa yang masuk didalamnya. Data-data tersebut
menunjukkan bahwa kelas ekperimen memiliki kemampuan berpikir kreatif yang
lebih tinggi daripada kelas kontrol,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) di SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo dapat
meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa,
khususnya Siswa kelas VIII semester gasal tahun ajaran 2012/2013.