STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008
Abstract
Kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau AIDS di Indonesia
semakin meningkat. Berdasarkan hasil estimasi oleh Depkes pada tahun 2002
diperkirakan terdapat 90.000 – 130.000 orang di Indonesia hidup dengan
HIV/AIDS, dari jumlah tersebut diperkirakan sebanyak 10.000 ODHA yang
membutuhkan ART (Antiretroviral Therapy–Terapi Antiretroviral). Di kabupaten
Jember sendiri sampai akhir November 2008 terdapat 139 kasus HIV dimana 7
diantaranya adalah pasien anak sedangkan setiap bulannya ada peningkatan 10
hingga 11 kasus tiap bulannya dan ini menunjukkan peningkatan jumlah
penderita HIV di Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif, analisis, dan retrospektif terhadap dokumen rekam medik penderita
HIV positif yang menerima terapi antiretroviral yang sedang menjalani perawatan
dan pemantauan di klinik VCT RSUD Dr. Soebandi Jember dalam kurun waktu
empat belas bulan. Analisa data dilakukan dua tahap pertama hasil yang diperoleh
dibandingkan terhadap standar terapi yaitu buku pedoman terapi antiretroviral dari
DEPKES RI. Data kualitatif tersebut akan disajikan dalam bentuk uraian atau
narasi sedangkan data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel.
Kombinasi tetap terapi ARV yang sering diberikan pada pasien HIV
positif di Klinik VCT RSUD dr.Soebandi Jember meliputi: zidovudin + lamivudin
+ nevirapin sebanyak 21 orang dan merupakan kombinasi tetap yang paling sering digunakan. Stavudin + lamivudin + nevirapin merupakan kombinasi lini pertama
orisinil yang juga sering digunakan sebanyak 7 orang. Zidovudin + lamivudin +
effavirens merupakan kombinasi lini pertama modifikasi yang paling sering
digunakan sebanyak 4 orang. Stavudin + lamivudin + effavirens prosentase
penggunaannya sebesar 5 orang. Penggunaan effavirens diberikan bila pasien
mengalamai kelainan khususnya pada pasien HIV positif dengan diagnosa
penyakit paru – paru atau TBC. Pada pasien IDU ARV yang digunakan adalah
zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada ibu hamil ARV yang digunakan adalah
ARV Lini pertama orisinil zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada anak-anak
ARV yang digunakan adalah zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada penderita
koinfeksi Hepatitis B dan Hepatitis C ARV yang digunakan adalah tenofovir +
lamivudin + nevirapin atau effavirens, tetapi jika tidak terdapat tenofovir maka
tenofovir dapat diganti dengan zidovudin atau stavudin.
Secara keseluruhan pasien patuh dalam berobat tingkat kepatuhannya
mencapai 94,11%.Efek samping yang sering terjadi meliputi : radang tengorokkan, batuk, dan pilek sebanyak 12 kasus; gatal dan ruam kulit sebanyak
11 kasus; diare sebanyak 9 kasus; mual dan muntah sebanyak 8 kasus;
berkurangnya nafsu makan 5 kasus; sesak nafas 1 kasus ; dan herpes zooster 1
kasus.
Dosis Obat yang digunakan rute dan lama penggunaan obat-obat ARV
pada pasien HIV positif di klinik VCT RSUD dr Soebandi Jember dinilai cukup
tepat karena hampir semua penggunaan obat-obat ARV sesuai dengan pedoman
terapi yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan, sehingga dapat
dikatakan bahwa obat-obat tersebut dapat menghasilkan efek terapeutik yang
menunjang keberhasilan terapi pasien.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]