dc.description.abstract | Kasus infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, terutama
di negara-negara berkembang. Infeksi dapat disebabkan oleh organisme patogen,
baik virus, parasit, jamur, maupun bakteri. Salah satu bakteri penyebab infeksi
yang sering ditemukan adalah Escherichia coli (E. coli). E.coli merupakan
penyebab 80% infeksi saluran kemih di negara maju, 50% penyebab pneumonia
dengan umur rata-rata penderita 53 tahun, penyebab 80% meningitis pada
neonatus dan juga dapat menyebabkan diare. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, E. coli telah resisten terhadap antibiotik yang telah umum digunakan
seperti golongan penicillin (ampisilin, penicillin, amoksisilin), golongan
sefalosporin (sefaleksin), golongan aminoglikosida (kanamisin). Adanya resistensi
ini, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari substansi antibakteri baru dari
alam, salah satunya adalah biji kakao (Theobroma cacao). Biji kakao kaya akan
senyawa polifenol. Polifenol biji kakao yang berpotensi sebagai antibakteri adalah
katekin, tanin, dan flavonoid. Penelitian sebelumnya telah terbukti biji kakao
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi hambat minimal 15,6
mg/ml.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan morfologi E. coli
akibat paparan ekstrak etanol biji kakao secara in vitro. Metode uji yang
digunakan adalah Scanning Electron Microskop (SEM) dengan media Muller
Hinton Broth (MHB). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Sampel yang digunakan adalah
koloni bakteri E. coli yang disesuaikan dengan standar 0,5 Mc Farland.
Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 31,25 mg/ml, 15,6 mg/ml, dan 7,8 | en_US |