dc.description.abstract | RINGKASAN
Uji Daya Antibakteri Ekstrak Polifenol Biji Kakao
Tanaman kakao terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah kakao
terdiri atas tiga komponen terbesar utama, yaitu kulit buah, plasenta dan biji. Biji
kakao lebih dikenal karena produk olahannya yaitu cokelat. Pada awalnya, suku
Maya-Amerika mengolah cokelat ini sebagai minuman pahit berkhasiat/jamu yang
dipercaya sebagai penjaga stamina tubuh. Sejak itu, masyarakat luas mulai mengenal
dan memanfaatkan khasiat biji kakao. Biji kakao ini ternyata memiliki kandungan
polifenol total lebih tinggi dibandingkan dengan anggur maupun teh, baik teh hitam
maupun teh hijau. Senyawa polifenol dalam biji kakao yaitu flavonoid, katekin,
prosianidin, antosianin, dan tanin kompleks.
Polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan
bakteri kariogenik. Salah satu bakteri patogen yang banyak ditemukan pada manusia
adalah Escherichia coli
merupakan salah satu penyebab diare pada manusia. Beberapa tahun terakhir E. coli
menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Banyaknya laporan
tentang resistensi obat terhadap bakteri E. coli tersebut memungkinkan untuk
dilakukan penelitian guna mencari substansi antibakteri baru dari berbagai bahan,
termasuk dari biji kakao
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
ekstrak polifenol biji kakao terhadap pertumbuhan bakteri E. coli secara in vitro, semu dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang
digunakan adalah bakteri E. coli yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang
kemudian diberi perlakuan dengan ekstrak polifenol biji kakao dengan beberapa
konsentrasi, yaitu konsentrasi 1000 mg/ml; 500 mg/ml; 250 mg/ml; 125 mg/ml; 62,5
mg/ml; 31,25 mg/ml; 15,62 mg/ml; 7,8 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah
aquades steril dan kontrol positifnya adalah suspensi Ceftriaxone.
Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri E.
coli pada media Mueller Hinton. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri E. coli pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 1000
mg/ml; 500 mg/ml; 250 mg/ml; 125 mg/ml; 62,5 mg/ml; 31,25 mg/ml; 15,62 mg/ml;
7,8 mg/ml berturut-turut yaitu 10,81 mm; 11,90 mm; 13,70 mm; 16,60 mm; 19,05
mm; 20,53 mm; 22,63 mm. Data kemudian dianalisis uji Kruskal-Wallis dan MannWhitney
untuk mengetahui perbedaan antara kelompok data serta untuk mengtahui
Konsentrasi Hambat Minimal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak polifenol biji kakao
mempunyai daya antibakteri terhadap pertumbuhan E. coli secara in vitro. Hal ini
ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton.
Ekstrak polifenol biji kakao memiliki KHM terhadap pertumbuhan E. coli kualitatif
sebesar 15,62 mg/ml sedangkan secara kuantitatif menggunakan uji Regresi Linear
didapatkan KHM sebesar 11,66 mg/ml. | en_US |