INTERPRETASI DISTRIBUSI TINGKAT KONDUKTIVITAS LAPISAN BAWAH PERMUKAAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG GELINCIR PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE VLF (Very Low Frequency)
Abstract
Metode VLF merupakan salah satu metode elektromagnetik yang mempunyai
tanggapan yang baik terhadap konduktor dangkal atau dekat permukaan. Pada
umumnya metode ini digunakan untuk penyelidikan benda-benda yang mempunyai
konduktivitas tinggi, misal untuk mengetahui distribusi tingkat konduktivitas bawah
permukaan daerah rawan longsor. Dari penerapan metode ini diharapkan didapatkan
countur distribusi rapat arus. Countur distribusi rapat arus memberikan informasi
keadaan konduktivitas di bawah permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui distribusi tingkat konduktivitas lapisan bawah permukaan sehingga
keberadaan bidang gelincir penyebab tanah longsor dapat diidentifikasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2006 sampai Juni 2007 di
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember,
adapun pengambilan data dilakukan pada bulan September 2006 yaitu pada musim
kemarau di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Untuk
pengambilan data diperlukan peralatan seperti VLF ENVI SCINTREX (receiver),
GPS (Global Positioning System), meteran, kompas dan alat tulis.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan lintasan dengan
panjang dan jarak spasi tertentu. Langkah selanjutnya adalah pemilihan stasiun
pemancar dari VLF, kemudian dilakukan pengambilan data . Dalam pengambilan
data tersebut jika terdapat banyak gangguan (noise) dari struktur lokal biasanya
berfrekuensi tinggi, maka dilakukan pengambilan data ulang sehingga diperoleh data
terbaik. Data utama yang diperoleh adalah nilai tilt (%).
Data tilt (%) yang didapatkan dari survei lapangan diolah dengan
menggunakan DRAV 1.0 yaitu perangkat lunak distribusi rapat arus VLF.
Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa dari pinggir jalan raya menuju tebing
jurang atau dari lintasan 4 sampai lintasan 1 mempunyai harga rapat arus yang
semakin tinggi, harga rapat arus yang tinggi berkaitan dengan adanya konduktor atau
zona konduktif di bawah permukaan tanah. Kondisi ini sesuai dengan keadaan
geologinya bahwa di kaki lereng (Gambar 5.2) dan di tebing jurang (Gambar 5.3)
terdapat sumber air, dimana sumber air yang ada ini berpotensi sebagai pemicu
longsor yang menyebabkan longsoran pada tahun 2003.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah
bahwa metode VLF dapat menggambarkan distribusi tingkat konduktivitas lapisan
bawah permukaan pada daerah penelitian dan metode ini interpretasinya bersifat
kualitatif serta berdasarkan hasil countur distribusi rapat arus (%) pada Gambar 4.5
dan Gambar 5.1 maka pada daerah penelitian ini terdapat bidang gelincir yang
mengarah ke jurang. Berdasarkan data lapangan, jenis tanah yang terdapat pada
bidang longsor ini adalah jenis tanah lempung. Jenis tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek bila terkena air sehingga jenis tanah ini
mempunyai potensi untuk terjadinya longsor terutama bila terjadi hujan.