PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SEGITIGA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Abstract
Penilaian hasil belajar meliputi 3 aspek yaitu, kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Aspek psikomotorik pada matematika salah satunya adalah melukis segitiga.
Perangkat/alat penilaian untuk melukis segitiga masih belum tersedia sehingga perlu
dikembangkan instrumen keterampilan melukis segitiga yang menghasilkan dua buah
instrumen, yaitu instrumen keterampilan melukis segitiga yang akan digunakan oleh
siswa sekolah menegah pertama (SMP) serta instrumen penskoran keterampilan
melukis segitiga yang digunakan akan oleh guru. Proses pengembangan yang
dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan model perancangan pendidikan
dari Plomp yang disajikan secara teoritis dengan memadu tahapan pengembangan
material (produk) oleh Nieveen dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek
kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan. Kelima tahapan tersebut adalah
tahap investigasi awal, tahap perancangan (desain), tahap realisasi (konstruksi), tahap
tes, evaluasi, dan revisi serta tahap implementasi. Dari hasil uji kesahihan, instrumen
keterampilan melukis segitiga dan pesnkorannya telah mencapai kriteria kesahihan
dengan kategori tinggi dengan koefisien validitas instrumen keterampilan melukis
segitiga adalah 0,80 dan koefisien validitas untuk instrumen penskoran keterampilan
melukis segitiga mencapai 0,71. Dari hasil angket, 23 siswa/praktisi menyatakan
setuju dengan adanya instrumen keterampilan melukis segitiga sehingga nilai
kepraktisan mencapai 100%. Hal ini mnunjukkan bahwa instrumen keterampilan
melukis segitiga telah memenuhi kriteria kepraktisan. Alasan yang diberikan oleh
siswa/praktisi menyatakan setuju adalah karena dengan adanya instrumen keterampilan melukis segitiga dapat membantu dan memudahkan siswa dalam
melukis segitiga dengan baik dan benar. Sedangkan dari 3 guru yang menjadi praktisi
pada instrumen penskoran ini terdapat 3 guru yang menyetujui adanya instrumen
penskoran keterampilan melukis segitiga, sehingga persentase kepraktisan mencapai
100%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penskoran keterampilan melukis
segitiga telah memenuhi kriteria kepraktisan. Alasan ketiga praktisi menyatakan
setuju adalah karena instrumen penskoran keterampilan melukis segitiga dapat
membantu guru matematika SMP dalam memberi skor pada hasil melukis segitiga
yang dilakukan oleh siswa sehingga pemberian nilai tidak dipengaruhi oleh
subjektifitas penilai/guru. Dari hasil uji efektifitas, instrumen keterampilan melukis
segitiga dan penskorannya telah memenuhi kriteria keefektifan. Hasil perhitungan
keefektifan penerapan instrumen keterampilan melukis segitiga untuk soal nomor 1
sampai nomor 6, berturut-turut 100%; 99,43%; 100%; 89,43%; 97,8%; 82,67%.
Untuk hasil perhitungan keefektifan untuk tahapan melukis adalah 100%. Hasil
perhitungan keefektifan penerapan instrumen penskoran keterampilan melukis
segitiga untuk soal nomor 1 sampai nomor 6, berturut-turut 100%; 100%; 100%;
99,43%; 100%; 100%. Sedangkan hasil pehitungan keefektifan untuk pemberian skor
pada tahapan melukis adalah 100%. Oleh karena itu, adanya instrumen keterampilan
melukis ini dianggap layak untuk diimplementasikan karena telah memenuhi kriteria
kesahihan, kepraktisan, dan keefektifan.